21 Januari 2010

ARISAN

"Aku bosan punya suami dia", kata bu eti.
"Kerjanya makan dan tidur melulu".

Aku bosan punya suami dia, " kata bu riske.
"Kerjaaaaa terus gak berhenti".

"Aku bosan ga punya suami, suami ibu buat saya aja deh, kata bu Meyla.

Bu Riske, Bu Eti terdiam.

RAPUH

Begitu sulit merabamu
Apalagi dalam gelap rahasia bumi
Dini hari tak jua usai kudapati
jawaban dari segala tanya yg semakin mengabadi.

Detak waktu tiba tiba menyakitiku
Menggema di rongga jiwaku yg sempit
Sesak oleh rindu kau yang lalu

Kutak ingin embun berubah menjadi danau
Kutak ingin embun itu tumpah menjadi air bah

Aku merapuh
patah di jarum waktu
Aku meradang
Mengoyak keterbatasan
Ternyata begitu sulit
Mengharmonikan perbedaan

KIDUNG MALAM

Senja merayap rindu sunyi
ketika burung pulang sarang
gelap garang menjanjikan keajaiban
maka sini anakku
Kupejamkan matamu dengan kidung purba

Temui dia di lelapmu
mimpi itu akan membawa jalanmu menuju pelangi

MAK, KAU SUDAH MATI

Mak,
Rupanya kau sudah mati
Tak sempat kau mengalirkan asimu di tubuhku
Mak,
Rupanya kau sudah tewas terlindas miskin moralitas
Tak sempat kau mengukir doa untuk surga
Mak,
Rupanya kau sudah mati
Meninggalkan tubuh ini di bumi tanpa sempat kau titipi mimpi
Mak,
Aku masih akan hidup beribu tahun lagi
Tapi tak bisa ku rangkai doa untukmu Mak
Karena waktuku kau bawa pergi
Sedetik setelah kau tinggalkan aku di tong sampah ini.

LEPAS PELUKMU

Lepaskan pelukmu
Kau memenjara waktuku
Tak angan mewakili ingin
Tak mimpi di bukan semu mati
Tak.

Lepaskan pelukmu
Peluhmu membasuh gelapku
Mengalirkan empedu liar Meneteskan di bukan bumi
Melawan gravitasi

Tinggalkan aku
Ini sudah dini hari
Pelukmu menyesakkan tak indah lagi bahkan menyakiti
Meninggalkan luka maya
Di sekujur jiwa
Menua
Di penjara asa
I
Allah ya Rabb,
Aku tahu Engkau tahu yang maha Pengampun,
Tapi dlm kebodohanku aku tetap memohon padaMu. Basuhlah debu dosa yg melekat di sekujur tubuhku ya Habib, hingga bening hati dan tubuh ini melangkah mencariMu.
Aku serakah yg Khalik, tak henti meminta remah remah mimpi. Beri aku kekuatanMu unt membesarkan titipanMu. Aku takut tak bs mengantar mereka ke dunia absurd yg penuh kenikmatan yg menipu..Berikan ilmuMu... Hingga aku bs mengukir jeruji besi di hati dan akal anak anakku...Agar mrk sanggup mempertahankan batas mana halal mana haram. Aku minta padaMu ya Allah...

II
Tuhanku,
Aku tahu aku buruk,
Aku jg tahu, aku tak cukup pantas unt Kau peluk
Aku tahu aku berdebu
Aku tahu aku keruh
Tapi aku tak ragu aku pasti Kau rengkuh

Selalu ya Rabb,
selalu panggil aku kembali ketika aku terlalu jauh pergi
antara petak petak jalan yang Engkau ridhoi
Arah jalanku kadang berkabut ya Habib,
Maka dgn airmata ini aku memohon padaMu
Aku ingin adzan di hatiku
Aku ingin adzan itu membelenggu ribuan syarafku dan tak melepasnya sebelum lima waktuku kutegakkan di tengah hiruk pikuk duniaku.

Kabulkan doaku ya Dzat yg maha memberi
Aku ingin adzan itu
Aku ingin adzan itu
Aku ingin adzan itu
Aku ingin adzan itu
Sampai waktuku
Aku ingin adzan itu.

III
tatapan mata itu kadang memicu gigilku
Aku takut mengukir sejarah palsu penuh tipu
sorot mata itu sering membangunkanku tengah malam
Menuding...
Menyemburkan kata kata
Manaa mutiara yg kau janjikan pada kami?
Peluh membalut tubuh
dan aku terbangun dlm getaran rapuh...
Tunggu anak anak bumi
Aku sedang merangkai melati
Bkn mutiara tapi lihat indahnya sama...

Tuhan...Tuhan kemana lg aku hrs mengadu
Hanya dgn TanganMu
Mutiara itu muncul dan mengabadi di hati pencari ilmu itu.
LEARNING JOURNAL 6
REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT
Tanggal 14 Januari 2010
Di SMP Negeri 1 Leuwiliyang.
Pertemuan ke enam ini merupakan session terkhir dari rencana pemberian materi dari program Bermutu ini. Berikut hal hal yang aku peroleh hari ini:
Refleksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melihat kembali apakah rencana tindakan yang dilaksanakan dapat menghasilkan perbaikan pembelajaran sesuai dengan yang kita inginkan. Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis-sintesis, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Data atau informasi yang terkumpul perlu dianalisis, dicari kaitan antara yang satu dengan yang lainnya, dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya atau dengan standar tertentu, untuk mengevaluasi keberhasilan perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Jika perbaikan pembelajaran belum berhasil sebagaimana yang diharapkan maka kita perlu menindaklanjuti dengan melakukan analisis untuk mencari penyebab ketidakberhasilan perbaikan pembelajaran.
Setelah menemukan akar permasalahan yang menjadi penyebab belum berhasilnya perbaikan pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah membuat rencana perbaikan pembelajaran untuk menghilangkan akar permasalahan tersebut pada siklus kedua. Namun, jika tindakan berhasil memperbaiki kualitas pembelajaran, maka bisa saja PTK dilanjutkan pada siklus berikutnya untuk lebih mengoptimalkan kualitas, atau PTK diakhiri dan hasil-hasilnya disusun menjadi laporan.
Tahap refleksi bukan merupakan tahap yang mudah bagi guru, khususnya guru peserta yang belum terbiasa melakukan PTK. Pada tahap ini diperlukan kemampuan untuk berpikir analitik secara kritis, terhadap semua data, fakta dan fenomena yang terjadi, kemudian menghubungkannya dengan rumusan, tujuan, serta rencana tindakan sebagai alternatif solusinya. Artinya, diperlukan upaya merenung dan berpikir secara serius dan mendalam, dengan mengingat tentang berbagai konsep, prinsip, pengalaman praktis yang terkait dengan pembelajaran yang telah dipertimbangkan dalam menyusun rencana tindakan. Hasil refleksi diungkapkan dalam bentuk narasi ilmiah.
PENGERTIAN
Refleksi merupakan kegiatan telaah terhadap tujuan PTK, hasil analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari pelaksanaan rencana tindakan, untuk menetapkan atau mengevaluasi ketercapaian tujuan perbaikan pembelajaran.
Hasil refleksi dituangkan kedalam narasi ilmiah, yang akan menjadi bagian dari sisi laporan PTK.
Tindak lanjut merupakan kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan guru peserta setelah memperoleh simpulan dari interpretasi data dan refleksi.
• Apabila hasil refleksi menunjukkan bahwa tujuan perbaikan pembelajaran belum berhasil seperti yang diharapkan, kegiatan perbaikan tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Untuk menentukan tindak lanjut yang tepat, guru peserta perlu mencari faktor-faktor yang diduga kuat sebagai penyebab kekurang-berhasilan perbaikan pembelajaran. Penyebab inilah yang harus digunakan sebagai dasar untuk merumuskan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
• Apabila hasil interpretasi dan refleksi diperoleh simpulan bahwa tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru peserta dapat melanjutkan ke siklus berikutnya untuk lebih mengoptimalkan hasil perbaikan, atau mengakhiri PTK dan menyusun laporan.
Rencana tindak lanjut untuk siklus berikutnya dituangkan dalam skenario pembelajaran dalam bentuk RPP dengan berbagai perangkatnya.
LANGKAH MELAKUKAN REFLEKSI DAN TINDAK LANJUT
Langkah-langkah melakukan refleksi:
1. Cermati tujuan dalam PTK dalam upaya memperbaiki pembelajaran yang diinginkan.
2. Cari penyebab keberhasilan atau kekurang-berhasilan dari analisis dan interpretasi.
3. Cermati uraian pada deskripsi temuan
4. Buat ringkasan naratif dari hasil refleksi tersebut tersebut.
Langkah-langkah menentukan tindak lanjut untuk siklus berikutnya:
Berdasarkan hasil refleksi rumuskan tindak lanjut yang harus dilakukan untuk memperbaiki atau meningkat kualitas pembelajaran. Langkah tindak lanjut meliputi:
1. memilih atau menetapkan topik pembelajaran berikutnya,
2. menetapkan strategi pembelajaran yang sesuai,
3. menyusun skenario pembelajaran (RPP),
4. penyusun perangkat pembelajaran yang diperlukan,
5. menyusun atau memperbaiki instrumen untuk pengambilan data,
6. menetapkan jadwal pelaksanaan tindakan,
7. jika diperlukan dapat dilakukan simulasi atau ujicoba skenario dan perangkat.
LEARNING JOURNAL 5
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Tanggal 14 Januari 2010
Di SMP Negeri 1 Leuwiliyang.
Penelitian tindakan kelas merupakan metodologi yang berorientasi praksis (praktik). Pada analisis perhatian peneliti lebih pada pemahaman kasus atau situasi problematik daripada sampel untuk memprediksi.
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. Sedangkan interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standart tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki. Pada proses analisis dibahas hal-hal seperti: apa yang terjadi? apa yang diharapkan terjadi? mengapa tidak terjadi seperti yang diharapkan? apa penyebabnya? tindakan apa yang harus dilakukan? Sedangkan dalam interpretasi dibahas bagaimana cara menemukan makna atau implikasi dari data yang diperoleh. Hasil interpretasi data digunakan untuk mengevaluasi proses dan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan.
Kedudukan dan Pentingnya Topik Analisis
Analisis dan interpretasi data merupakan tahap yang sangat penting yang harus dilakukan dalam PTK. Tanpa analisis dan interpretasi data, kita tidak akan dapat menarik kesimpulan tentang keberhasilan atau kegagalan dalam perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu, para guru peserta harus mempunyai pemahaman dan keterampilan yang memadahi dalam menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
JENIS DATA PTK
 Data dalam PTK adalah segala bentuk informasi yang terkait dengan kondisi, proses, dan keterlaksanaan pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh siswa.
 Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran
 Data yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.




DATA KUANTITATIF:
 Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka atau bilangan, baik yang diperoleh dari hasil pengukuran maupun diperoleh dengan cara mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
 Contoh data kuantitatif: skor tes awal Tina untuk mata pelajaran matematika= 65, berat badan Tini 47 kg, panjang meja tulis 150 cm.
DATA KUALITATIF:
 Data kualitatif merupakan data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: baik, buruk, pandai, dan sebagainya.
 Contoh data kualitatif: siswa berdiskusi secara aktif, perhatian siswa terhadap matapelajaran IPS rendah, dan rata-rata skor UAS semester ini naik.
TEKNIK ANALISIS DATA KUALITATIF
1) Ada berbagai teknik analisis data, seperti teknik analisis data kualitatif dengan model interaktif. Analisis interaktif terdiri dari tiga tiga komponen, yakni: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis data seperti ini adalah sebagai berikut.
a) Memilih data (reduksi data)
Pada langkah pemilihan data ini, pilihlah data yang relevan dengan tujuan perbaikan pembelajaran. Data yang tidak relevan dapat dibuang, dan jika dianggap perlu, guru peserta dapat menambahkan data baru dengan mengingat kembali peristiwa atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan rencana tindakan.
b) Mendeskripsikan data hasil temuan (memaparkan data)
Pada kegiatan ini, guru peserta membuat deskripsi dari langkah yang yang dilakukan pada kegiatan a) tersebut.
c) Menarik kesimpulan hasil deskripsi
Berdasarkan deskripsi yang telah dibuat pada langkah b) tersebut, selajutnya dapat ditarik kesimpulan hasil pelaksanaan rencana tindakan yang telah dilakukan.
Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan mencari ”pattern” atau pola (Guba dan Lincoln, 1981). Analisis dan interpretasi data juga dapat dilakukan dengan cara mencari pola atau esensi dari hasil refleksi diri yang dilakukan guru kemudian, digabung dengan data yang diperoleh dari beberapa pengamat yang membantu. Perhatikan contoh hasil refleksi dan analisis berikut ini (Tabel 5.3).
TEKNIK ANALISIS DATA KUANTITATIF
• Data kuantitif dalam PTK umumnya berupa angka-angka sederhana, seperti nilai tes hasil belajar, disktribusi frekuensi, persentase, skor dari hasil angket, dst.
• Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif, antara lain dengan cara:
- Menghitung jumlah,
- Menghitung rata-rata (rerata),
- Menghitung nilai persentase,
- Membuat grafik,
- Dsb.
• Jika diperlukan data kuantitatif dapat dianalisis secara statistik, misalnya:
- Mengitung nilai beda terkecil,
- Mnghitung nilai korelasi antar variabel,
- Dsb.
Pada kegiatan belajar ini hanya akan dipelajari teknik analisis data kuantitatif secara deskriptif.
INTERPRETASI DATA
• Interpretasi data merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan hasil analisis dengan pernyataan, kriteria, atau standar tertentu untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab permasalahan pembelajaran yang sedang diperbaiki.
• Interpretasi data perlu dilakukan peneliti untuk memberikan arti mengenai bagaimana tindakan yang dilakukan mempengaruhi peserta didik.
• Interpretasi data juga penting untuk menantang guru agar mengecek kebenaran asumsi atau keyakinan yang dimilikinya.
• Ada berbagai teknik dalam melakukan interpretasi data, antara lain dengan:
1) menghubungkan data dengan pengalaman diri guru atau peneliti,
2) mengaitkan temuan (data) dengan hasil kajian pustaka atau teori terkait,
3) memperluas analisis dengan mengajukan pertayaan mengenai penelitian dan implikasi hasil penelitian, dan/atau
4) meminta nasihat teman sejawat jika mengalami kesulitan.

Dari ringkasan yang aku buat mengenai pembelajaran pertemuan ini sebetulnya masih ada beberapa hal yang mengganjal di hati dan pikiranku. Diskusi mengenai variabel penelitian yang aku lakukan dengan guru pemandu belum memberikan kepuasan. But its OK, aku akan membaca BBM yang belum sempat aku baca secara detil dan lengkap.
LEARNING JOURNAL 4
Tanggal 14 Januari 2010
Di SMP Negeri 1 Leuwiliyang.
Tahap implementasi rencana tindakan merupakan bagian yang terpenting dari PTK, karena pada tahap inilah guru peneliti menerapkan rencana tindakan yang telah disusun dan akan dapat memperoleh data yang diperlukan. Data dapat diperoleh melalui observasi pelaksanaan pembelajaran atau dengan melakukan cara pengumpulan data yang lain, misal dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara terhadap siswa, atau melalui tes hasil belajar. Berdasarkan data yang diperoleh guru peserta dapat mengevaluasi keberhasilan rencana tindakan atau dampak dari tindakan yang dilakukan guru.
APA ITU OPEN CLASS DAN GURU MODEL?
• Open class adalah kegiatan melaksanakan pembelajaran untuk diamati oleh para observer (guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dosen, widyaiswara, pimpinan dinas pendidikan, maupun masyarakat umum), yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan diskusi refleksi. Istilah open class biasa digunakan dalam kegiatan Lesson Study, dan dapat dikatakan sebagai kegiatan inti dari Lesson Study.
• Guru model: adalah guru peserta yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan pembelajaran di sekolahnya dan diobservasi oleh peserta yang lain
Dalam pertemuan ini aku menjadi guru model dalam openclass yang dilaksanakan tanpa murid karena session yang kami lakukan sekarang ini dilaksanakan waktu liburan semster satu. Jadi kami melaksanakan openclass seperti peer teaching, yakni memperlakukan teman-teman sejawat sebagi peserta didik. Aku mengatakan kalau aku tidak puas karena sebetulknya rencana tindakan yang aku lakukan belum selesai, jadi penampilan mengajarku sebagi model bersifat improvisasi saja. Tentu saja hasil sangat jauh dari baik, karena skenario pembelajarannya pun belum selesai aku buat. Termasuk media pembelajaran juga belum sempat aku kondisikan. Well, paling tidak aku belajar sesuatu dari pengalaman openclassku yang pertama. Hmm... Bukankah pengalaman adalah guru yang terbaik?
Selain hal itu beberapa hal yang aku garis bawahi adalah :
• Tindakan yang dimaksud dalam PTK adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
• Tindakan mengandung inovasi atau pembaruan, sekecil apapun, yang berbeda dengan yang biasa dilakukan sebelumnya.
• Pengumpulan data berfungsi untuk mendokumen-tasikan pengaruh tindakan terkait bersama prosesnya. Untuk itu, peru dilakukan pengamatan (observasi).
• Aspek yang diamati dalam PTK adalah
- proses tindakannya
- pengaruh tindakan (baik yang disengaja maupun tidak disengaja)
- keadaan dan kendala tindakan
- bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang direncanakan dan pengaruhnya
- persoalan lain yang timbul selama kegiatan PTK.
• Pengumpulan data dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
LEARNING JOURNAL 3
Tanggal 13 Januari 2010
Di SMP Negeri 1 Leuwiliyang.
Perencanaan adalah proses mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran. Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, bagaimana, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Agar pembelajaran lebih terarah dan terfokus, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh guru pemandu yang akan memandu kegiatan ini.
Modal awal penyusunan rencana adalah adanya permasalahan. Berdasarkan permasalahan (juga mencakup penyebab timbulnya masalah), guru peserta mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan perkataan lain, dalam langkah ini, guru peserta merencanakan tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Langkah ini sangat penting untuk dilakukan karena melalui perencanaan yang matang, maka pelaksanaan tindakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat diperoleh balikan.
Dari Case study yang telah aku susun berikut ini rmusan masalah dan rencana Tindakan yang akan kulakukan.
Rumusan Masalah dan Rencana Tindakan

Rumusan Masalah:
Apakah penggunaan media internet (blog) dapat meningkatkan minat siswa dalam menulis cerpen?
Siswa menunjukkan minat ketika guru menggunakan media internet (blog)

Rencana Tindakan:

1. Guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan
2. Guru menunjukkan tulisan tulisan yang ada di dalam blog
3. Guru menunjukkan slide slide yang berisi urutan sebuah cerita

INSTRUMEN
 Istrumen yang dimaksudkan dalam PTK model BERMUTU adalah alat yang digunakan oleh guru peserta atau observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan.
 Ada tiga teknik yang dapat digunakan untuk pengumpulan data kualitatif, yakni:
- pengumpulan data melalui pengalamannya sendiri;
- pengumpulan data melalui pertanyaan oleh peneliti, misalnya melalui wawancara, kuesioner, skala sikap, dan tes baku;
- pengumpulan data melalui pembuatan atau pemanfaatan catatan, seperti: data arsip, jurnal, videotape, catatan lapangan, dll.
 Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data berkaitan erat dengan evaluasi hasil belajar dan kriteria keberhasilan belajar yang ditetapkan
 Dilihat dari sisi proses maka instrumen untuk pengambilan data PTK dapat dibedakan menjadi 3, yakni: Instrumen input, instrumen proses, dan instrumen output.
 Dilihat dari sisi hal yang diamati, ada tiga jenis instrumen, yakni:
1) Instrumen untuk mengamati guru peserta à terkait dengan keterlaksanaan tindakan atau bagaimana guru peserta melaksanakan pembelajaran sesuai sintaks atau tahapan yang direncanakan.
2) Instrumen pengamatan kelas à untuk merekam segala kejadian yang terjadi dalam pembelajaran.
3) Instrumen pengamatan siswa à untuk mengungkapkan berbagai aspek yang terkait dengan aktivitas atau proses belajar dan hasil belajar yang dicapai siswa, baik secara indivisual atau kelompok.
 Secara umum ada beberapa bentuk instrumen yang biasa digunakan, yakni: pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan tes.
Jenis Data dan Instrumen

Rumusan masalah PTK:
Apakah penggunaan media internet (blog) dapat meningkatkan minat siswa dalam menulis cerpen?

Data Instrumen Catatan
  1. Keterlaksanaan skenario pembelajaran aktivitas kerja kelompok, kemampuan bertanya
  2. Hasil belajar kognitif (Pemahaman konsep/materi ajar) Tes uraian
  3. Minat siswa dalam belajar menulis kuesioner

Ketika mulai memikirkan rencana Tindakan PTK dari rumusan masalah yang sudah aku tentukan sebelumnya dari Case study yang aku tulis tenyata aku menemui kesulitan dengan sarana dan prasarana di sekolahku mengenai internet. Karena alasan teknis, yaitu perbaikan jaringan di sekolah belum selesai, jadi belum bisa digunakan untuk online. Jadi inti dari rencana tindakannku tidak bisa dilaksanakan. Akhirnya setelah aku pertimbangkan masak-masak, aku memutuskan untuk mengganti rencana PTK yang akan aku laksanakan. Karena kalau aku memaksakan diri, berarti aku melanggar prinsip PTK, walaupun itu berarti aku harus mengulang beberapa langkah yang sudah aku lakukan sebelumnya dari awal lagi. Hm... Walaupun berkesan buang waktu, tapi itu adalah satu satunya jalan yang harus aku tempuh.
Dari sekian banyak permasalahan di kelasku, aku akhirnya memutuskan untuk memilih rumusan permasalahan yang aku identifikasi dari Case study yang lain lagi. Berikut ini adalah Case studyku yang kedua.
Case Study:
SULITNYA BERBICARA
Berbicara memang kompetensi yang cukup sulit diajarkan. Siswa cenderung pasif dan tidak bisa mengungkapkan pikirannya dalam bentuk lisan karena berbagai hal, yaitu : malu, tidak percaya diri, dan hal hal lain yang biasanya bersifat psikologis. Atau bisa jadi kelemahan ada di pihak guru yang kurang memberikan motivasi atau justeru melakukan hal hal yang membuat siswa sendiri takut untuk berbicara. Aku suka kehilangan cara untuk memotivasi siswa agar mau berbicara. Jenis jenis motivasi sudah aku gunakan untuk memotivasi mereka agar mau belajar dan mencoba untuk berbicara, berbagai usaha juga sudah aku gunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara mereka, tetapi hasilnya tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Suatu hari, dalam pembelajaran berbicara, tepatnya kompetensi dasar yang aku ajarkan adalah melaporkan secara lisan berbagai peristiwa dengan menggunakan kalimat yang jelas. Aku mencoba untuk menjadi model dalam pembelajaranku sendiri.
Seperti biasa, setelah mengkondisikan kelas dengan mengatur ulang susunan meja kursi yang berantakan karena kebetulan pelajaran sebelumnya menggunakan metode diskusi, dan mengecek kehadiran siswa, aku mulai dengan apersepsi dan motivasi. Aku bertanya pada siswa, apakah meraka suka menonton infotainment, mereka hampir serempak menjawab “Yaaa, suka sekali”.
“Makanan sehari-hari tuh Bu,’
“Gosip artissss top abiss,”
dan berbagai komentar lain yang menandakan bahwa mereka sering sekali menonton acara infotainment.
Apa sih yang menarik selain gosip artis?
“Kuis interaktifnya, Bu”
“Bintang tamunya”.
“Pembawa acaranya cantik” kata seorang anak lelaki yang duduk di meja paling belakang, yang spontan dijawab “huuuuuu” oleh teman-temannya.
“OK, berarti intinya kalian semua sering melihat infotainment kan? Kalian memperhatikan pembawa acaranya kan?, malah tadi ada yang mengatakan pembawa acaranya cantik segala,. Nah... ada yang tertarik untuk menjadi pembawa acara atau presenter infotainment?”. Banyak jawaban dari mereka, ada yang mengajukan nama temannya, ada yang bertanya bagaimana caranya, tapi ada pula yang mengungkapkan “mimpi kaleeee”.
“Eit, bukan mimpi, semua orang berhak untuk bisa menjadi sesuatu yang diinginkannya, kalian semua juga bisa menjadi seorang presenter seperti yang ada di TV. Syaratnya mudah, yang pertama adalah latihan, dan itu yang akan kita lakukan dalam pembelajaran kali ini. Kita akan belajar melaporkan sesuatu secara lisan kepada orang lain, seperti yang sudah dilakukan oleh seorang presenter “.
“Bagaimana? Mau tidak belajar menjadi seorang presenter atau reporter?”.
“Mauuuuu”.
“Boleh Tuh..”.
Seperti biasa suasana riuh terjadi di awal awal kelasku karena mengomentari berbagai pancinganku untuk membawa mereka ke dunia yang akan mereka pelajari. Karena secara jelas aku harus menyampaikan apa kegunaan sesuatu yang dipelajari untuk kehidupan mereka yang sebenarnya di masyarakat. Tetapi suasana riuh itu akan segera berubah hening ketika aku sudah benar benar memberi waktu kepada mereka untuk berbicara, mengungkapkan pendapat, berkomentar dan lain lain yang berkaitan dengan kompetensi berbicara.
Setelah aku menyampaikan Kompetensi Dasar yang akan kuajarkan dan memberitahukan kepada mereka tujuan belajarnya, tak lupa aku menyampaikan kegunaan apa yang akan dipelajari hari itu untuk kehidupan mereka yang akan datang, serta berbagai kemungkinan lapangan kerja yang akan bisa didapat apabila mereka ahli dan mempunyai kompetensi yang baik mengenai materi yang akan dipelajari hari itu, aku melanjutkan dengan menyampaikan prosedur yang akan dilaksanakan. Bahwa mereka akan dibagi menjadi kelompok-kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang siswa. Dan setiap kelompok akan bersama sama menyusun sebuah laporan peristiwa dan melaporkannya di depan kelas.
Sebelum mereka mendiskusikan tugas yang aku berikan untuk di bahas pada masing-masing kelompok, aku memberikan contoh pelaporan lisan di depan kelas, jadi aku menggunakan diriku sendiri untuk menjadi model pembelajaran. Setelah pemodelan selesai aku mengajak mereka untuk bertanya jawab mengenai cara cara pelaporan lisan yang baik dan bagaimana susunan bahasa serta urutan materinya. Tak lupa aku menyampaikan prinsip 5 W dan 1 H kepada mereka supaya materi pelaporan mereka lengkap.
Setelah tanya jawab selesai, aku membagikan artikel artikel berita yang sudah aku siapkan. Masing masing kelompok mendapat artikel yang berbeda dengan kelompok lain. Setelah itu mereka akan menyusun sebuah laporan peristiwa dan melaporkannya di depan kelas, setiap satu kelompok diwakili oleh satu orang.
Mereka mulai berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Ada siswa yang aktif, tapi kebanyakan mengobrol sendiri. Aku mulai berkeliling untuk memberikan arahan dan motivasi. Beberapa anak di belakang yang tadinya mengobrol, setelah aku dekati, dia diam dan mencoba untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya, tetapi dia tidak memberikan usulan apa apa. Dia hanya rikuh kepadaku. Sulitnya membawa mereka tertarik untuk berdiskusi dan masuk ke pelajaran ini.
Setelah beberapa lama, aku menanyakan apakah ada kesulitan, tak ada yang menjawab. Hal ini juga yang selalu menjadi suatu pemikiran buatku. Begitu sulitkah untuk bertanya. Apakah mereka malu atau aku yang kurang bisa memberikan motivasi. Atau bahkan aku pernah memberikan reaksi yang salah ketika ada anak yang bertanya, sehingga mereka tidak berani bertanya, atau bagaimana?. Bingung. Berbicara memang tak mudah untuk diajarkan, terutama di kelasku.
Akhirnya waktunya sampai. Mereka sudah selesai dan masing masing sudah menunjuk siapa anggota kelompok yang akan mewakili kelompoknya untuk melakukan pelaporan lisan di depan kelas.
Kelompok pertama diwakili oleh Iva. Dia anak pindahan dari Jakarta, prestasinya nampak lebih menonjol dari siswa lain. Penampilannya lumayan, cukup percaya diri, dan semua ucapannya jelas. Tetapi masih terpaku pada teks yang dia bawa.
Setelah penampilan pertama aku meminta kelompok lain untuk memberi komentar atau menilai penampilan temannya. Tetapi tak ada satupun yang menyampaikan pendapatnya. Hanya komentar komntar yang dan tidak atas pertanyaan pancingan yang aku sampaikan.
“Apakah pengucpannya kalimatnya jelas?” tanyaku
“Ya”.
Bagaimana ekspresi wajah Iva, apakah sudah bagus sesuai dengan laporannya”?.
“Sudaah”.
Dan mereka tak akan memberikan komentar apa apa tanpa aku beri pancingan dengan pertanyaan.
Kelompok kedua diwakili oleh Ema Herviana, siswa pintar tapi pendiam sekali, penampilannya kurang menarik, suaranya tidak terdengar jelas, urutan peristiwa dan kalimat yang digunakan masih hampir sama dengan artikel berita yang aku berikan.
Perwakilan kelompok lain juga tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Kebanyakan masih terpaku pada teks, suaranya kurang lantang, susunan ceritanya tidak runtut, ada yang tertawa-tawa dan tidak mau berbicara karena merasa tidak bisa, dan sebagainya. Bahkan ketika dalam refleksi, ketika aku menanyakan kesulitan apa yang mereka temui untuk melaporkan sesuatu secara lisan, mereka tak memberi reaksi yang berarti.
Aku kecewa dengan apa yang aku dapat hari ini. Bagaimana lagi ya caranya? Supaya mereka benar benar tertarik untuk bisa berbicara di depan umum? Untuk benar benar berusaha dengan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk bisa menguasai kompetensi dasar ini. Tuhaaaaaan Toloooong.

Identifikasi Masalah:
Hasil Identifikasi Masalah Berdasarkan Case Study

Masalah Pembelajaran yang muncul di kelas Masalah pembelajaran yang akan di perbaiki. Analisis Masalah Rumusan Masalah
  1. Waktu pembelajaran berbicara siswa kurang antusias, kurang berminat serta tidak ada motivasi dalam pembelajaran pelaporan peristiwa secara lisan.
  2. Siswa merasa gugup, malu, tidak berani, dan tidak percaya diri untuk berbicara.
  3. Siswa tidak berani mengungkapkan pendapat/bertanya.
  4. Kemampuan berbicara siswa rendah.

Rumusan masalah yang baru:
Apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pelaporan lisan?
LEARNING JOURNAL 2
Tanggal 11 Januari 2010
Di SMP Negeri 1 Leuwiliyang.

Identifikasi masalah merupakan langkah awal dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini karena PTK bertolak dari adanya permasalahan dalam kegiatan belajaran yang dilakukan guru peserta. Tanpa adanya permasalahan, langkah-langkah berikut-nya tidak akan bisa direncanakan dan PTK tidak dapat dilakukan.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, masalah yang dihadapi guru berkenaan dengan tiga hal, yakni pengembangan kurikulum, penguasaan materi, dan pelaksanaan pembelajaran. Aspek pengembangan kurikulum meliputi pemahaman tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia, kemampuan menganalisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, pengembangan silabus, RPP, dan penilaian. Penguasaan materi meliputi pemahaman dan penguasaan materi bahasa Indonesia dalam aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis, baik sastra maupun nonsastra. Pelaksanaan pembelajaran antara lain mencakup pemilihan strategi/ model pembelajaran, pendekatan, metode, media pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian proses dan hasil belajar. Berdasarkan hal tersebut, ruang lingkup pembahasan dalam topik ini adalah permasalahan yang terkait dengan keterampilan mengidentifikasi masalah tersebut.
Contoh Daftar Masalah dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Masalah Pengembangan Kurikulum
 Kesulitan guru dalam mengembangkan silabus.
 Ketidaksiapan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi.
 Kesulitan guru dalam menentukan proporsi alokasi waktu untuk setiap Kompetensi Dasar (KD).
 Kesulitan guru dalam menentukan kriteria ketuntasan minimum (KKM).
 Kesulitan guru dalam mengembangkan indikator hasil belajar.
 Kesulitan guru dalam menentukan teknik dan bentuk instrumen penilaian hasil belajar.
 Kesulitan guru dalam memilih materi yang bervariasi
Masalah Penguasaan Materi
 Guru kurang menguasai KD berpidato.
 Guru kurang menguasai KD memerankan naskah drama.
 Guru kurang menguasai KD membaca cepat.
 Guru kurang menguasai KD membaca memindai.
 Guru kurang menguasai KD membaca puisi.
 Guru kurang menguasai KD menulis puisi.
 Guru kurang menguasai KD menulis cerpen.
 Guru kurang menguasai KD menulis drama.

Masalah Praktik Pembelajaran
 Kesulitan guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan KD yang akan dipelajari.
 Kesulitan guru dalam mengoptimalkan kerja kelompok siswa.
 Kesulitan siswa dalam membangun/menemukan konsep sendiri.
 Kesulitan guru dalam mengembangkan LKS untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
 Kesulitan guru dalam mengembangkan materi menjadi bahan ajar.
 Kesulitan guru dalam memilih metode yang sesuai dengan KD.
 Guru masih memandang pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai belajar mengenai struktur, bukan keterampilan berbahasa.
 Guru kurang memberdayakan media pembelajaran yang ada.
 Siswa kurang berani mengemukakan pendapat.
 Siswa tidak mau tampil di depan kelas
 Motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia rendah
 Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru
 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru
 Kemampuan membaca cepat siswa rendah
 Motivasi belajar siswa rendah
Banyak sekali permasalahan sehari hari yang dianggap biasa oleh guru yang ternyata sebetulnya memerlukan PTK untuk mencari solusinya.
Salah satu cara untuk mendokumenkan pem-belajaran yang telah dilakukan adalah dengan membuat case study.
Akhirnya dengan beberapa session yang aku ikuti, di bawah ini adalah Case Study ku yang pertama.
My Case Study
ANGKAT LAPTOP TINGGI TINGGI
Menulis adalah hal yang sangat sulit diajarkan. Sepanjang yang aku tahu selama menjadi pendidik menulis adalah kompetensi yang sulit mencapai KKM dan siswa memiliki motivasi yang sangat rendah terhadap KD ini. Aku berusaha mencari cara yang bervariasi untuk meningkatkan minat menulis siswa. Aku ingin menghadirkan seorang penulis ke sekolah, tetapi belum kesampaian karena hal tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit. Pernah aku menggunakan media gambar untuk memanacing ide mereka untuk ditulis yang katanya selalu mampet. Bingung apa yang mau ditulis. The problem is rendahnya motivasi menulis.
Pada Kompetensi Dasar yang terakhir di semester satu adalah menulis cerpen. Waduh kerjaan berat nih pikirku. Aku berusaha mencari cara untuk membuat mereka berminat dulu terhadap proses pembelajaran yang aku lakukan. Sebelumnya aku pernah menggunakan media gambar kemudian siswa menyusun cerpen berdasarkan gambar yang aku sediakan. Siswa tertarik memang, tetapi aku merasa waktu tahun kemarin belum maksimal. Menggunakan teknik Cooperative Learning juga kurang berhasil karena banyak anak yang mengandalkan temannya. Sehingga jangankan mau bergabung untuk terlibat secara emosi dengan proses penulisan cerpen yang sedang mereka lakukan, yang ada malah ngobrol sendiri.
Waktu itu aku usai meng up load salah satu puisiku ke blogku di Blogspot. Duh seandainya jaringan di sekolah untuk On line bisa digunakan lagi pasti aku bisa menggunakan internet untuk menarik dan mengambil hati mereka dan merengkuh mereka untuk masuk ke dunia penulisan. Dunia yang sangat aku sukai. Dan aku ingin menularkannya pada mereka. Minat dan motivasi menulis yang tinggi. Tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba akhirnya aku memutuskan untuk membawa laptop ke kelas dan menunjukkan kepada mereka dunia tulis menulis yang ada di internet.
Pada pertemuan yang aku rencanakan, aku sudah mempersiapkan medianyanya yaitu laptop, hape tuaku N70 sebagi modem untuk bisa online dan tentu saja mengecek pulsa flashku hihi... tidak lucu kan kalau nanti tiba tiba tidak connect karena habis pulsa.
Kelas aku awali dengan pengkondisian standar yang bisa aku lakukan sebelum memulai sebuah kelas. Menyuruh mereka merapikan barisan meja dan kursi yang menurutku agak berantakan, setelah ditanya ternyata pelajaran sebelumnya adalah diskusi.
Setelah kondisi kelas rapi, aku mengajak siswa untuk masuk ke proses pembelajaran. Aku menyampaiakan kepada mereka kompetensi dasar apa yang akan mereka pelajari hari itu. Aku mengatakan bahwa hari ini kita akan belajar menulis sebuah cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh siswa. Tiba tiba ada yang berteriak “waduh” dengan cukup keras. Semua mata menatap ke sumber suara yang ternyata adalah seorang peserta didik laki-laki, yang bernama Abdul Rohman. Aku tersenyum dan bertanya, Kenapa Ceng?. “Hehehe.. susah Bu, jawabnya malu-malu.
Ini dia. ‘Tenang. Tidak susah Kok asal kamu mau. Kamu pernah lihat film Harry Potter? Itu pengarangnya kaya luar biasa karena novelnya laris sekali. Penulis novel ayat ayat cinta juga menuai uang yang tidak sedikit dari hasil tulisannya. Nah. Untuk kamu tidak usah terlalu panjang, cerpen saja dulu. Satu cerpen saja, kamu sudah luarrrrr biasa. Tidak usah yang terlalu panjang. luar biasa. Dan bla bla bla aku terus memompa semangat dan minat mereka untuk menulis.
Kemudian aku memperlihatkan slide slide di laptop sebuah cerita cinderrella tanpa naskah. Aku mengangkat Laptop di depan kelas. Agak berat juga tetapi karena aku ingin memancing minat siswa. Seandainya sekolahku punya In focus tentu aku tidak akan berat berat mengangkat laptop ini tapi bisa memproyeksikannya ke layar LCD. Tapi tidak masalah, karena lihatlah mata mereka.. penuh ingin tahu, bahkan beberapa siswa berkerumun dan maju ke dekat aku berdiri.
Aku mulai memperlihatkan tulisan tulisan anak sekolah seusia mereka di blog blog yang ada di internet. Aku menerangkan bahwa tulisan tulisan itu berada di internet tidak harus mengeluarkan biaya. Bahkan mereka bisa mendapatkan komentar atau kritik dari orang lain dari seluruh Indonesia atau bahkan dari seluruh dunia.
Banyak yang bertanya ini itu yang menunjukkan ketertarikan bahwa mereka ingin juga tulisannya di pasang di internet. Bahkan aku juga mengajak mereka mampir di blogku untuk sekedar melihat tulisan tulisan gurunya yang dipasang di internet. Welll, I got You!!!!
Setelah mereka puas mendengar dan melihat walau hanya dengan berkerumun, dan itu bukan hal yang mudah, karena waktu pelajaran jam ke 7 dan 8. Hmmmm harum sekali aroma siang hari dari tubuh mereka atau jangan jangan dari tubuhku juga. Hahaha.Selanjutnya aku menunjukkan gambar gambar untuk memancing inspirasi mereka dalam menulis cerpen. Slide slide itu aku tunjukkan kepada mereka dan aku bertanya kira-kira cerita apa yang cocok untuk sebuah gambar tertentu. Beberapa menit berikutnya mereka larut dalam proses penulisan tentang gambar slide yang sudah aku printkan untuk mereka. Ingat ya Anak anak... gambar gambar itu hanya untuk inspirasi kalian ya. Kalian boleh menggunakannya sebagai bahan cerita atau menggunakan pengalaman kalian sendiri untuk bahan cerpen kalian. Selamat bekerja.
Pada hari itu aku bahagia untuk sementara, .... kapan aku memeriksanya ya... o iya besok kan kelas mereka ada pertemuan lagi. Aku akan mengajak mereka menyunting pekerjaan temannya dan meng uploadnya ke blogku.
Meningkatkan minat dengan media alakadarnya??? Perjalanan mengerjakan tugas yang aku berikan mungkin menarik bagi yang lain tapi mungkin tidak menarik bagi beberapa siswa yang duduk di belakang. Hiks hiks.. ternyata aku belum bisa mengajak mereka semua untuk masuk ke dunia kata kata.

LEARNING JOURNAL I

Tanggal 21 Desember 2009

Di SMP Negeri 1 Leuwiliyang.

Rencana program yang rencana dilaksanakan untuk satu tahun tetapi dipadatkan menjadi hanya 4 bulan saja. Sehingga tugas tugas terstruktur dan mandirinya harus dilakukan dalam tempo yang lebih singkat dari seharusnya. Itu berarti akan sedikit meminta perhatian lebih dari hari-hari yang aku lalui.

Seperti biasa, program yang sedang aku jalani ini menuntut stamina yang tinggi karena selain lokasinya jauh, tagihan yang harus dikumpulkan juga bukan main main. Karena ada portofolio yang akan dilaporkan ke pihak penyelenggara, yaitu LPTK.

Jam delapan adalah jadwal dimulainya acara, tetapi seperti biasa bukan Indonesia namanya kalau bukan jam karet. Belum lagi permasalahan miskomunikasi tempat penyelenggaraan pertemuan pertama yang sempat dicanceled yang sebelumnya direncanakan diadakan di Dinas Pendidikan, tetapi akhirnya berubah ke SMP negeri 1 Leuwiliyang. TANPA ADA BERITA DARI PANITIA. How can it Be? Untung salah seorang teman berkenan untuk memberi tahu lewat telpon bahwa lokasi penyelenggaraan Program bermutu pertemuan satu tidak jadi dilaksanakan di dinas Pendidikan tetapi diubah ke SMPN 1 Leuwiliyang.

Permasalahan teknis yang seharusnya menjadi tanggungjawab panitia dibahas oleh pemberi materi. That’s not good.

Materi hari ini adalah pendahuluan Program Bermutu dan Pendekatannya.

Pemberi materi menyampaikan secara jelas tetapi masih memuat informasi yang sama seperti yang disampaikan dalan in service. Standar yaitu What, Where, Why, and How. Bahwa bermutu adalah program pemerintah yang dilaksanakan oleh LPTK yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru yang pada ujungnya akan meningkatkan Human Developtment indeks kita bisa meningkat. Karena Indonesia masih menduduki posisi ke 105 lebih. Sangat mengenaskan.

Kompetensi yang diharapkan dalam pertemuan ini adalah kami dapat memahami hakikat Belajar Model BERMUTU, memiliki kemampuan mengkaji pengajaran dan pembelajaran, serta terampil menyusun Case Study.

Tujuan akhir dari pembelajaran bermutu adalah peningkatan hasil belajar siswa, dengan usaha peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dengan pelaksanaan lesson study dan CAR (PTK). Ada juga nilai tambah yang diperoleh guru dalam proses pembelajaran bermutu yaitu adanya perolehan angka kredit untuk pengembangan karirnya.

Lesson study

Lesson study adalah suatu kegiatan instruksional yang ditandai dengan adanya proses kolaboratif dari sekelompok guru yang secara bersama-sama merencanakan langkah-langkah pembelajaran termasuk metode, media dan instrumen evaluasinya. Kegiatan ini berlangsung dengan cara salah seorang guru melakukan praktek pembelajaran yang direncanakan di kelas dan yang lain mengamati proses pembelajaran tersebut, setelah selesai pembelajaran akan dievaluasi bersama dan diperbaiki bila ada yang kurang tepat .

Lesson Study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu Plan, Do, dan See yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continuous improvement).

Penerapan Lesson Study dapat meningkatkan kompetensi guru, terutama yang terkait dengan pengetahuan, pengetahuan materi pokok, pengetahuan pengajaran, pengetahuan riset, kapasitas mengamati siswa, menghubungkan praktik sehari-hari dengan tujuan jangka panjang, motivasi, hubungan dengan kolega dan saling bantu, komitmen, dan akuntabilitas.

Dasar sosial lessons study adalah keterlibatan; dasar pendidikan lesson study adalah perbaikan atau peningkatan mutu.

Langkah-langkah Lesson Studi

1. Perencanaan (plan),

a. ide awal,

b. prasurvei yang dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. ,

c. diagnose, dugaan – dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul di dalam satu kelas

d. perencanaan, menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan lesson study. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari tahapan kegiatan ke tahapan berikutnya

2. Tahap pelaksanaan (do) yang sering juga disebut dengan research lesson dan

Pada tahap pelaksanaan (do) dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

a. Guru model melakukan pembelajaran sedang guru lain sebagai observer. Pada tahap yang disebut implementasi ini guru model secara mandiri melaksanakan pembelajaran dan mengimplementasikan inovasi pembelajaran yang akan dikembangkan dan diwajibkan melaksanakan penilaian afektif disamping penilaian lainnya.

b. Observer mencatat jalannya pembelajaran dimana observasi ini difokuskan pada “bagaimana siswa belajar” pada setiap tahapan pembelajaran. Observer melakukan observasi dan dan analisis kegiatan pembelajaran guna mengidentifikasi apakah para siswa telah belajar sesuai dengan yang diharapkan.

3. Tahap post-class discussion (see) atau kegiatan pasca-pelajaran.

a. Upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait denga suatu lesson study yang dilaksanakan.

b. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.

c. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan. Fokus utama dalam tahap ini adalah menganalisis “bagaimana siswa belajar”.

d. Hal terpenting yang bagi peserta lesson study adalah mengambil makna apa yang bisa dipelajari dengan dari tampilan tersebut dengan kata lain siswa bisa “belajar apa” dari penampilan guru model tersebut.

Sebelum mengikuti session ini aku sedikit kurang paham mengenai Lesson study, tetapi setelah mengikuti session MGMP Bermutu ini aku jadi merasa jelas. Everything is clear. Aku akan berusah mengajak teman temanku untuk melakukan Lesson Study di sekolah untuk mencari solusi permasalahan di kelas, sharing (sehingga masing-masing dari kami bisa mendapat masukan dari teman teman sejawatku sendiri. Sehingga bisa memberikan wawasan anta satu sama lain dalam mengajar.


Case Study

Studi kasus:

"adalah episode yang diingat, ditulis sebagai sebuah cerita, sebuah naratif. Hal ini harus sangat khusus, sangat bersifat lokal. Harus menyertakan unsur manusia: minat guru, aksi dan kesalahan frustrasi, dan kesenangan atau kekecewaan yang dirasakan pada akhir sesi".

William Louden, ”Case studies in teacher education” (1995)

Studi kasus adalah episode yang diingat, ditulis sebagai sebuah cerita, sebuah naratif. Hal ini harus sangat khusus, sangat bersifat lokal. Harus menyertakan unsur manusia: minat guru, aksi dan kesalahan frustrasi, dan kesenangan atau kekecewaan yang dirasakan pada akhir sesi".

Studi kasus atau Case Study adalah rangkuman pengalaman pembelajaran (pengalaman mengajar) yang ditulis oleh seorang guru/dosen dalam praktik pembelajaran mereka di kelas.

Pengalaman tersebut memberikan contoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh guru pada saat mereka melaksanakan pembelajaran.

Melalui pengkajian case study dalam pembelajaran dengan segala komponennya, para guru dapat melakukan evaluasi diri (self evalution), dapat memperbaiki dan sekaligus dapat meningkatkan praktik pembelajaran mereka di kelas.

Pendekatan dalam Model Belajar BERMUTU

  1. Proses belajar terstruktur dan mandiri di KKG/MGMP selama 16 minggu, dengan bimbingan guru pemandu dan dosen LPTK (2x)
  2. Dirancang untuk menggunakan semua paket pembelajaran yang sudah ada dan sudah dikembangkan oleh Pemerintah maupun Lembaga Donor (Lesson Study, CLCC, DBE2, NTTPEP, MBE, UT, HYLITE, dll.) secara terintegrasi untuk meningkatkan kompetensi guru
  3. Dirancang untuk menggunakan tiga pendekatan secara terkombinasi: lesson study, penelitian tindakan kelas, dan case study
  4. Diwadahi oleh website sebagai tempat repositori materi berbentuk digital dan forum diskusi virtual antar guru, dan dengan tutor/guru pamong.

Well, pada dasarnya aku merasa beruntung bisa mengikuti program ini. Aku sangat suka sekali belajar, seuatu yang belum pernah aku tahu dan aku lakukan, dan sepertinya MGMP Bermutu ini layak untuk menjadi tempat aku mencari sesuatu yang bisa meningkatkan kinerjaku sebagai guru.