20 Desember 2009

The class has beginning.... (Sebuah Learning Journal)

The class has beginning....
(Sebuah Learning Journal)

Hari pertama :
Tangal : 3 Desember 2009
Aku mengikuti program ini dengan semangat dan optimis pasti ada yang baru untuk aku pelajari. Dan yang pasti, aku ingin mengisi baterai lagi. Supaya aku lebih bersemangat lagi. Semangat dalam mengajar yang selalu naik turun di tengah kesibukannku sebagai seorang wanita bekerja. Dengan mengikuti kegiatan ini aku ingin bertemu dengan kawan seprofesi, sejurusan dan berdiskusi tentang teknik, model dan trik mengajar yang tak pernahkan habis dibahas karena karakter peserta didik yang berbeda setiap tempat dan setiap tahunnya.
Pembukaan berjalan lancar, standar dan tak banyak yang baru. Pemateri yang pertama adalah Bapak Yadi Rochyadi, koordinator pengawas kabupaten Bogor, beliau juga seorang teman FB yang cukup intens berdiskusi tentang pendidikan dengan ku di wall Facebook. Aku cukup mengagumi beliau, smart n wise. Aku selalu menyukai kelas kelas beliau yang dalam beberapa kesempatan aku pernah ikuti. Caranya menyampaikan materi tidak monoton, wawasannya luas dan cara menanggapinya penuh simpati. Tak jarang para pemberi materi memberikan reaksi yang kurang simpatik sehingga membuat peserta merasa enggan untuk menyampaikan pendapat.Hal ini pernah aku alami sebelumnya dalam sebuah sosialisasi kebijakan nasional beberapa minggu yang lalu.Dimana aku mencoba mengkritisi kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan Ujian Nasional, tapi jawaban yang aku dapat di luar dugaan, sungguh tak simpatik dan tak memotivasi dan menutup telak berlanjutnya diskusi, Bahkan bisa jadi bagi yang kurang percaya diri, akan malu bertanya lagi di forum selama lamanya. Ironis sekali rasanya. Karena sebagai seorang pendidik, kita harus tahu betul bagaimana cara menanggapi pertanyaan peserta didik, supaya tidak membunuh motivasinya dalam mengikuti proses pembelajaran.
Program yang sekarang aku ikuti adalah program pemerintah yang dibiayai oleh pinjaman dari bank dunia, tak berbeda dengan program bantuan BOS KITA yang diberikan kepada siswa SD, dan SMP. Tujuan dari penyelenggaraan program Bermutu ini adalah uuntuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan meningkatkan kompetensi dan kinerja guru. Bermutu merupakan kependekan dari Better Education through reformed Management and universal teacher upgrading. Mulia sekali tujuannya. Merupakan langkah proses yang sedang dan akan dilakukan oleh pemerintah secara kontinu untuk terus berusaha meningkatkan output pendidikan.
Program MGMP Bermutu ini juga merupakan program pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya. Setelah proses pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan guru diwajibkan untuk mengumpulkan tagihan sebagai berikut:
Tugas Individu:
a. Silabus 1 tahun
b. RPP 1 tahun
c. Bank Soal
d. Learning Jurnal
Tugas Kelompok
a. 3 Kajian Kritis
b. 3 Proposal PTK
c. 3 Laporan PTK
Wow... bukan hal yang mudah tetapi juga bukan hal yang terlalu sulit untuk dilaksanakan, semua hanya tergantung niat dan kemauan. Where there is a will there is a way. Apalagi tentu s ja semua itu dituntut karena kami selama proses pembelajaran akan dibekali dengan berbagai pengetahuan dan materi.
Di awal training ini aku juga berharap, tidak akan menyia nyiakan uang hutang yanag akan dibayar oleh anak cucuku sendiri. Semoga Alla memberikan cahaya di hati dan akalku sehingga bisa menerima materi dengan mudah semudah Sponge Bob dalam menyerap air.


Hari kedua:
Tanggal 4 Desember 2009

Setelah menempuh perjalanan yang jauh akhirnya tubuhku berusaha memulihkan diri dengan kualitas tidur yang kurang maksimal. Hari kedua mengikuti in service ini diawali dengan keraguan apakah aku akan berangkat ke Dinas pendidikan dengan motor atau naik kendaraan umum saja. Tapi karena waktu sudah siang, maka aku memutuskan untuk naik motor lagi karena kalau naik kendaraan umum, pasti aku akan datang terlambat ke Dinas Pendidikan di Cibinong.
Jam delapan pagi aku sampai tujuan. Alhamdulillah tidak terlambat. Karena aku paling tidak suka melewatkan pembukaan dari suatu kegiatan, entah itu rapat, kuliah, penataran atau bahkan melihat film sekalipun. Aku akan kehilangan mood untuk mengikuti sebuah kegiatan apabila aku datang terlambat..Maka di dalam kelas kelasku aku selalu mengutamakan opening. Aku harus meraih hati anak, meraih jiwa peserta didikku untuk bersama-sama berkumpul di dunia yang kami dtangi bersama selama mungkin kurang lebih 2 x 45 menit. Dengan itu aku berharap, tujuan pembelajaranku akan berhasil karena kami “berada” di “jalur” yang sama Tetap alangkah kecewanya aku karena kelas harus ditunda karena alasan teknis. Ruang dipakai oleh Dinas untuk pelantikan Pengawas. Dua jam full kami menunggu.
Seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Secara teknis panitia harus mengatur pelaksanaan kegiatan baik waktu dan tempat jauh hari sebelum pelaksanaan, apalagi untuk kegiatan yang dibiayai oleh bank dunia ini. Yang nota bene adalah menambah beban negara dan rakyat. Selain itu secara psikologis semangat belajar kami sudah drop karena adanya penundaan 2 jam. Tak beda dengan susanana kelas yang harus dibangun dari awal. Perkembangan peserta didik harus kami kuasai untuk bisa membawa dunia kita ke dunia mereka, dan sebaliknya seperti dalan Quantum Teaching. Dalam kesempatan Andragogi seperti ini, tentu saja hal tersebut juga harus menjadi suatu hal yang patut dipertimbangkan oleh panitia.
Cuaca hari ini sangat panas, proses diskusi kelompok yang kami lakukan amat sangat tidak kondusif karena hampir semua peserta menggunakan kertas untuk berkipas kipas mencari sedikit hawa segar. Seharusnya diskusi yang dilakukan oleh kelompok kecil ini satu atau dua kelompok dipresentasikan di depan kelas, tetapi karena waktu sudah tidak memungkinkan lagi maka hasil diskusi kelompok kecil pun dikumpulkan sebagai hasil dari kegiatan kami hari ini.
Materi yang kami diskusikan hari ini adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Seharusnya metode pembelajaran dan media pembelajaran harus sudah kami terima lebih dulu sebagai bekal untuk memilih metode dan media yang bervariasi dalam rencana pembelajaran yang sedang kami susun.

Hari ketiga:
Tanggal 5 Desember 2009

Belajar Mengajar, belajar untuk mengajar dengan baik. Itu hal yang tengah kami lakukan. Karena alasan pemateri mempunyai acara lain, maka jadwal pemberian materi diubah urutannya. Hm..ironis sekali. Susunan materi yang seharusnya materi prosedural dibalik susunannya. Walhasil outputnya tidak maksimal. Pertemuan hari kedua membahas mengenai metode dan media pembelajaran, baru kemudian hari ketiga , setelah kami mengupas tuntas mengenai media dan metode, maka barulah seharusnya kami membuat silabus dan RPP.
Panitia tidak menyadari hal ini. Dengan alsan teknis dan praktis ditukarlah jadwal hari kedua dengan jadwal hari ketiga dan sebaliknya.
Penyajian pertama adalah mengenai media pembelajaran. Cukup banyak yang kudapat dari pembelajaran ini. Kadang kadang kita kurang menyadari begitu banyak media yang seharusnya digunakan guru untuk mengajar di kelas tetapi karena guru sudah terlalu sibuk dengan dunianya yang bermacam macam maka seringkali media tersebut tidak digunakan karena kurang prepared dalam mengajar. Sehingga yang terjadi di lapangan adalah direct instruction, ekspositori, dan sedikit CL yang menurutku banyak kehilangan makna karena kadang kadang guru kurang melakukan kontrol terhadap diskusi yang diadakannya.
Tagihan yang harus dikumpulkan oleh peserta training di pertemuan berikutnya adalah mengumpulkan Learning jurnal, yang hanya sekilas disebutkan dalam materi in servise itu oleh Pak Yadi sebagai sebuah catatan mengenai proses pembelajaran, yang bersifat santai dan tidak ilmiah.Yang berisi kesan dan pesan yang kita rasakan selama proses pembelajaran. Hal ini merupakan baru untukku. Karena mereka tak menerangkan lebih lanjut apa itu learning journal, apa manfaatnya, dan bagaimana memulai menulisnya. Well. Setelah browsing sana sini, berikut uraian singkat mengenai jurnal yang aku dapat dari Mbah Google:
Jurnal merupakan sebuah catatan sebagai alat untuk menemukan diri, alat meningkatkan konsentrasi, cermin untuk jiwa (kontemplasi), tempat untuk menghasilkan dan menangkap ide-ide, tempat mengelola emosi, tempat latihan menulis dan teman yang baik yang bisa dipercaya. Secara fisik jurnal bisa merupakan buku catatan, kumpulan kertas yang dijilid rapi, file di komputer atau rekaman audio.
Tujuan melayani merekam peristiwa-peristiwa luar dan mencurahkan pikiran dan perasaan ... Seperti sebuah diary, jurnal adalah sebuah tempat untuk mengungkapkan semua dengan jujur. Tetapii jurnal juga merupakan tempat untuk membuat rasa dari apa yang keluar ... The journal is a working document. Jurnal adalah sebuah dokumen kerja.
Learning Journal bermaksud bahwa ada niat yang menyeluruh oleh penulis (atau mereka yang telah mengatur tugas) bahwa belajar harus ditingkatkan'
Berikut ini juga beberapa inti penting dari hasil browsing yang aku dapatkan sebagai bekal untukku dalam membuat jurnal pembelajaran yang akan datang
Lengkapi informasi ini setelah setiap kali Anda melakukan beberapa pekerjaan di lapangan. Hal ini bisa menjadi petunjuk untuk menulis learning Jurnal.
Nama
Sesi tanggal
Sesi nomor
Sesi topik
Apa yang saya baca untuk sesi ini (selain dari catatan)?
Apa hal yang paling menarik untuk saya membaca sesi ini (menandainya dengan tanda bintang di atas) - kenapa itu?
Apa yang tiga hal utama yang saya pelajari dari sesi ini?
Apa yang saya pikir sebelumnya itu benar, tetapi sekarang tahu untuk menjadi salah?
Apa yang kita tidak menutupi bahwa saya diharapkan kita harus?
Apa yang baru atau mengejutkan bagi saya?
Apa yang telah saya berubah pikiran tentang, sebagai hasil dari sesi ini?
Satu hal yang saya pelajari dalam sesi ini bahwa aku mungkin dapat digunakan di masa depan adalah ...
Saya masih yakin tentang ...
Isu yang tertarik saya banyak, dan bahwa aku ingin belajar secara lebih rinci
Ide untuk tindakan, berdasarkan pada sesi ini ...
Apa yang saya paling suka sesi ini adalah ...
Apa yang saya paling tidak disukai tentang sesi ini adalah ...
fakta menarik yang saya pelajari dalam sesi ini ...

Belajar Efektif Menulis Jurnal - Presentation Transcript

1. Menulis jurnal Bahan pembelajaran yang efektif yang dikembangkan oleh Learner Unit Pengembangan di University of Bradford
2. Rencana ...
a. Memperjelas peranan dan tujuan belajar jurnal
b. Mengidentifikasi unsur-unsur yang berbeda dari 'belajar' yang dapat dicatat dalam jurnal
c. Identifikasi fitur jurnal pembelajaran yang efektif
d. Jurnal pembelajaran adalah:
Sebuah kumpulan catatan tentang proses.
e. Tujuan: mendorong kesadaran tentang bagaimana Anda belajar.
3. Keuntungan dari belajar membuat jurnal
a. Untuk mengidentifikasi atau mengenali kekuatan Anda, sehingga Anda dapat memanfaatkan ini;
b. Untuk mengakui keterbatasan Anda saat ini;
c. Untuk mengidentifikasi daerah-daerah untuk perbaikan dan pengembangan diri;
d. Untuk mengidentifikasi cara belajar yang cocok untuk Anda yang terbaik;
e. Untuk mendapatkan informasi tentang potensi Anda kontribusi untuk tugas di masa depan;
f. Untuk mengakui kesalahan Anda sendiri dan kesalahan orang lain.
4. Belajar situasi: Konteks matriks Skill Nyaman akrab Secara Tidak nyaman Unfamiliar
5. Latihan 1
a. Pikirkan pengalaman belajar masa lalu dan menerapkan matriks untuk itu
b. Tambahkan kolom ketiga bagaimana Anda rasakan pada saat
c. Akhirnya, komentar mengenai efek situasi untuk Anda, misalnya apa efek atau dampak yang melakukannya pada Anda.
6. Belajar meliputi:
a. Pengetahuan Anda - apa yang Anda ketahui;
b. Keterampilan Anda - kemampuan Anda untuk menerapkan pengetahuan dalam konteks tertentu
c. Perasaan Anda tentang episode pembelajaran dapat mempengaruhi masa depan Anda pendekatan untuk situasi yang sama.
7. Latihan 2: Ambil dari jurnal belajar
a. Apa yang terjadi di jurnal ini?
b. Apa siswa coba lakukan dalam entri jurnal ini?
c. Cobalah dan mengidentifikasi fitur yang berbeda dari ekstrak.
8. In the journal extract: Dalam jurnal ekstrak:
a. Mahasiswa:
b. Menggambarkan apa yang terjadi selama kelas
c. Mengkritik aspek media pembelajaran, misalnya video
d. Merangkum apa yang dia belajar
e. Mencerminkan apa yang dia menikmati mengenai kelas
f. Menawarkan tanggapan pribadi ke diskusi kelas
g. Mengungkapkan / rasa takut pada dua tingkatan: menggambarkan mereka; dan analisis mereka.
9. Unsur kunci dari pembelajaran yang efektif jurnal
a. Keterangan:
b. Apa yang terjadi;
c. ketika; mengapa, di mana
d. bagaimana; orang yang terlibat.
10. Refleksi: tujuan Anda, perilaku, perasaan, dan pengamatan pribadi mengenai apa yang terjadi Learning: Apa yang Anda pelajari, apa yang akan Anda lakukan secara berbeda; bagaimana Anda telah berubah kelas Lihat catatan untuk masalah-masalah khusus Anda bisa alamat
11. Gaya penulisan
a. Anda harus menggunakan istilah orang pertama, misalnya 'aku', atau 'Aku', karena ini adalah tentang Anda, dan tanggapan pribadi Anda untuk belajar Anda.
b. Membuat tulisan yang benar untuk kepribadian Anda.
c. Cobalah dan menulis secepat mungkin setelah kejadian, karena hal ini akan mendorong yang benar dan jujur refleksi peristiwa.
d. Jangan menulis untuk menyenangkan tutor Anda; bersikap adil dan objektif, tetapi di atas segalanya, jujur.
Aku banyak mendapat hal baru dalam browsingku kali ini. Aku berharap learning Journal yang harus aku buat selama enambelas kali pertemuan mendatang menjadi semakin kreatif sebagai saranaku utnuk refleksi diri terhadap semua proses learning yang aku lakukan. Sebagai saranaku untuk meningkatkan kemampuan menulisku. Sebuah ide yang muncul di benakku adalah sebuah novel pendidikan yang berisi learning journal sehingga bisa menambah wawasan bagi para guru tetapi tidak terkesan menggurui karena dikemas dengan bahasa fiksi. Seperti apa yang bentuknya? Oh I Can’t wait any longer. Aku harus minta semua dokumentasi learning journal yang dibuat oleh teman teman anggota MGMP Bermutu yang lain sebagai bahan untuk penulisan novel impianku..... hahahahaha...
Sumber:
http://www.brad.ac.uk/lss/learnerdevelopment
www.infed.org/research/keeping_a_journal.htm .
www.infed.org / penelitian / keeping_a_journal.htm.

Disusun Oleh Endang Setiyaningsih, S.pd,M.M
Asal: SMPN 2 Parungpanjang

24 November 2009

FIGURAN LAKNAT YANG LEPAS DARI EPISODE

Aku terengah di langit malam tanpa gemintang
Angin berbisik lirih, embun dengan mesra melembut di kulitku
Hawa dingin di medio November melesap ke kalbu
Nyayian katak yang biasa terdengar entah mengapa hening
Hanya bunyi kecil si jangkrik meningkahi desau daun angsana di beranda

Dini hari ketika lelapku telah usai
Aku mencoba bercermin menatap hati dan coreng moreng wajahku hari ini
Entah seperti apa penampilanku di panggung kemarin
Sudahkah menyisakan sepotong roti untuk esok nanti?
Atau hanya keangkuhan saja bertengger di jidat
Atau hanya kesombongan saja merangkap sukma mengendala indahnya syukur nikmat....

Cermin itu kutatap dengan mata telanjang
Dia memantulkan semua kejujuran tanpa ada yang tertinggal
Tata Rias buruk, eye shadow yang seram dan ekspresi yang menyedihkan
Hah, mengapa tak jua protes sang sutradara
Atau dia tengah mengumpulkan tenaga untuk menghentakku dalam teguran yang kasat mata....
Ketika actingku buruk, blockingku overlap dan penghayatanku dangkal
Dalam panggung itu, antagonis kuperankan dengan seru ketika seharusnya protagonis ada dalam skenario di tanganku
Rupanya ku pemain bengal yang mencba berimprovisasi
Sok pongah dengan alasan menghadirkan kebaruan
Sadar sadar teriak nurani
Bukan begini caranya menjadi nabi.....

O tapi tunggu.....
Lihat di kelam mata itu
Ada sebuah janji hati yang masih membayang di sana
Walau ragu tapi gurat itu terasa di sana
Meringkuk di ujung jiwa
Menanti sentuhan,
Menanti Kontemplasi yang kadang tak jua menyata
Kapan lagi janji hati ini ku susun, seolah ku akan hidup seribu tahun lagi

Cermin maya yang ada di semesta
Jujurmu membuatku meneteskan airmata
Sutradaraku, ampunkanku karena telah memakai properti antagonis ini
Untuk peran figuranku yang yang lepas dari naskah yang seharusnya....
Astaghfirullah...........................................

Selasa, 17 Nopember 2009

LELAKI TERPASUNG HATI

Kau berwajah keruh
Aura yang kau pancarkan suram memancarkan permusuhan
Kau sangkakah kau akan bisa hidup sendirian?
Kau akan sendiri nanti ketika kau mati
Di sini kau hidup dengan saudaramu
Masihkah kau coba untuk menerkamnya juga
Di sini kau hidup dengan temanmu
Tak kaurasakankah indahnya tertawa bersama?

Lalu apa yang kau maksud dengan teman?
Apakah mereka yang mengikuti aturan busukmu?
Apakah mereka yang menjilat pantatmu?
Apakah mereka yang seperti robot kau paksa untuk menurti kehendakmu
Apakah bagimu teman itu yang memberimu celah untuk meraup rakusmu yang bagaikan serigala?

Lelaki terpasung hati,
Tak tahu aku apakah ada sedikit yang tersisa
Untuk sekedar tersenyum pada dunia
Karena bagimu..mulutmu.. adalah untaian keluh dan gerutu saja

Aku tak paham dari mana kau dapat hati batu itu
Bukankah alam mengajarkannya padamu?
Tak pernahkau mempelajarinya hai lelaki terpasung hati?
Bahkan burung, bahkan semut, bahkan pepohonanpun mengajarkan bagimana cara berbagi
Walau bukan dengan materi....

Semestinya, hatimu itu pualam yang mengawal langkah kakimu
Tapi kau ikat ia jauh ke dalam otak rakusmu
Kau khianati, kau aniaya dan kau dzolimi dia..
Kau pasung dia hingga hilang cahaya

Waktu sudah tak banyak lagi Lelaki,
Jika tak segera kau lepaskan hatimu yang terpasung
Entah apa warna auramu esok nanti.....



Parungpanjang, Sabtu, 21 Nopember 2009

KAU MEMAKSAKU BERPUISI

Hari ini kau memaksaku berpuisi
Tentang sebuah kemarahan yang selalu menjadi duniamu yang tak ada akhir
Tentang sebuah kehausan yang tak pernah selesai walau telah kau tenggak air selautan
Tentang sebuah etika yang kau hilang karena kau sengaja buang

Padahal kata kata segarang apa jua tak sanggup menyentuh hatimu
Yang kau sembunyikan dalam pasung yang telah berkarat
Palu godam kata kata yang mengusung makna bangsat
Ribuan jarum ironis yang memanggul definisi laknat
Ribuan sarkasme vulgar tak mampu membuat kau bergeming
Bahkan kata-kata ini sendiri membuatku merinding

Tak sanggup mengetuk angkuh dinding yang kau bangun
menjadi benteng serupa alcatraz
ketebalannya seolah tanpa batas
Lalu dengan apa aku harus meruntuhkan gunung es yang telah membatu
Sementara tubuh ini rapuh tak sekukuh puisiku
Sedang jiwa ini lumpuh bila kau sudah melabuh
Dengan perahu kokohmu yang palsu

Sampai berapa lama kawan, kau akan bertahan?
Menghadapi kerasnya lautan

03 Oktober 2009

TWILIGHT

TWILIGHT


Karya : Stephanie Meyer
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 518 Halaman
Pembuat Sinopsis : Endang Setiyaningsih, S.Pd,M.M.

Novel percintaan ini begitu memikat. Kisahnya mengenai kekuatan cinta antara seorang gadis dengan seorang vampir. Cinta ternyata mampu mengalahkan perbedaan fisik dan dunia. Rasa itu muncul tak terbendung menjadi sebuah jalinan mengerikan dan sarat dengan ketegangan.
Kisah ini bermula dari pindahnya seorang gadis remaja yang bernama Isabella Swan dari Pheoniex ke sebuah kita kecil yang bernama Forks. Sebuah kota yang berbeda karakter karena Phoeniex merupakan kota besar dengan panas matahari sepanjang tahun dan Forks sebaliknya, kota kecil yang penduduknya hampir saling mengenal dan cuaca yang selalu mendung sehingga mempunyai frekuensi turun hujan yang lebih sering di banding kota kota lainnya.. Bagi Issabella Swan, kepindahananya tersebut bukannya menyenangkan karena ia harus berpisah dengan ibunya yang menikah lagi dengan seorang atlet sepak bola, Phil yang tidak cukup terkenal. Ia memutuskan untuk melanjutkan SMAnya di kota kelahirannya dan tinggal dengan ayahnya yang sudah lama tidak ditemuinya sejak pertama kali ibunya membawanya meninggalkan ayahnya dari Forks.
Walaupun cukup canggung, tetapi kehidupan dengan ayahnya cukup lancar dan normal. Kedatangannya yang memancing perhatian seluruh isi sekolah juga merupakan hal wajar yang menurutnya harus dilaluinya. Sampai kemudian dia bertemu dengan teman sekelasnya yang belum dikenalnya, tetapi sudah menatap dengan kebencian yang luar biasa. Ia merasa tak habis pikir dengan kelakuan pria tersebut. Belum pernah kenal tapi menjauhinya seolah badannya bau atau semacamnya. Tentu saja itu sangat mengganggu Issabella karena dia setengah mati penasaran dengan tingkat pria yang luar biasa tampan dan menurutnya mempunyai daya tarik yang amat sangat.
Sampai di kemudian hari pria yang ternyata bernama Edward Cullen itu melunak dengan sendirinya, sikapnya jadi ramah dan normal seperti layaknya orang atau teman yang baru kenal. Bahkan akhirnya mereka semakin dekat dengan adanya kejadian kecelakaan yang hampir mencelakakan Bella, tetapi tiba tiba dia diselamatkan oleh Edward dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Bella hampir ditabarak oleh sebuah mobil, tetapi ada seseorang yang menagkap tubuh dan menghindarkannya dari tabrakan maut tersebut. Kekecepatan dan kekuatan yang menurut Bella tidak wajar, apalagi disertai dengan keharusan berbohong yang harus dia ceritakankan pada semua orang mengenai kejadian yang sebenarnya. Dia harud mengatakan bahwa sebenarnya Edward sedang berada di sampingnya sehingga bisa dengan mudah menolongnya, padahal sebenarnya bella tengah berdiri sendiri dan tak ada siapapun di sampingnya.
Kedekatan Bella dengan Edward berawal dari pingsannya Bella di kelas biologi ketika akan diadakan pengecekan golongan darah. Bella tidak tahan melihat darah sehingga pingsan dan harus diantar ke ruang kesehatan. Bella yang sedang diantar oleh temannya bertemu lagi dengan Edward yang waktu itu sedang membolos dari pelajaran Biologi. Akhirnya Bella diantar pulang oleh Edward. Bukannya tidak menyadari, Bella benar-benar terpesona oleh ketampanan Edward, suaranya, bentuk tubuhnya, senyumnya, tatapan matanya, sehingga membuatnya benar benar terpesona seolah Edward mempunyai daya magis tertentu sehingga membuatnya begitu menikmati segala sesuatu yang berbau Edward.
Keingintahuan Bella akhirnya terjawab dalam sebuah acara weekend ke pantai, dimana dia bertemu dengan anak sahabat ayahnya, yang menceritakan sebuah legenda kota mengenai klan serigala yang bermusuhan dengan klan berdarah dingin yaitu Vampir. Keingintahuan Bella membuat ia mencari sumber informasi dari internet mengenai vampir. Tetapi Akhirnya ia pusing sendiri dengan kenyataan bahwa dirinya sedang mencurigai Edward bahwa Edward adalah seorang vampir.
Akhirnya semua menjadi jelas ketika ia lagi-lagi diselamatkan oleh Edward dari serangan pemuda berandalan di Port Angeles. Bella sedang mengantar teman-temannya ke kota tersebut untuk membeli gaun pesta. Dalam keadaan terpisah dengan teman-temannya Bella tiba-tiba diserang oleh penjahat di sebuah tempat yang sepi. Ketika dalam posisi terjepit, edward datang untuk menyelamatkannya.
Akhirnya Edward minta izin kepada teman-teman Bella untuk mengantar Bella pulang ke Forks. Dalam perjalanan pulang menuju Forks, Keduanya terlibat komunikasi yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Bella. Edward mengakui semuanya. Bahwa dia adalah seorang vampir yang sangat tergoda dengan aroma tubuh bella sejak pertama kali bertemu, yang membuat reaksinya bertolak belakang deangan apa yang diinginkannya. Sikap yang gagal dipertahankannya karena daya tarik yang begitu kuat. Bahwa mereka adalah makhuk yang sangat berbeda. Cuma Edward dan keluarganya sudah berhasil mengalahkan rasa haus darah manusia dengan binatang perburuan.
Bella menyadari bahwa Edward adalah vampir, bahwa dia mencintai vampir itu, tanpa syarat dan amat sangat. Kenyataan bahwa Edward Cullen juga merasakan hal yang sama membuat cerita ini semakin menarik. Percintaan dua makhluk yang seharusnya menjadi predator dan mangsanya tersebut terjalin dalam kengerian yang mencekam. Setiap aliran darah Bella adalah hasrat kehausan yang tiada tara bagi Edward. Tetapi Cinta ternyata mengalahkan segalanya. Dia sanggup mengendalikan rasa hausnya dengan pertahanan yang luar biasa. Saling menyentuh dengan kehatin-hatian yang luar biasa terjadi diantara keduanya.
Dalam keterkejutan akan dunia kekasihnya yang mengerikan, dalam ketakutan mencekam tentang perburuan perburuan vampir yang mencekam. Bella berhasil menggantinya dengan sensasi keterpesonaan yang luar biasa terhadap Edward. Ya. Mereka saling mencintai, saling memahami keberbedaan itu, dan tak menjadikannya sebagai penghalang akan kelanjutan hubungan mereka.
Sampai pada suatu hari setelah diperkenalkan terhadap keluarga Edward, bella diajak untuk menyaksikan pertandinagn bisbol khas vampir yang dilakukan di hutan dan di bawah petir. Ternyata mereka tidak sendiri, ada mahkluk sejenis mereka mencium aroma manusia yang berusaha untuk memangsanya. Perseteruan pun tak terelakkan. Kelompok vampir yang masih memburu manusia itu menginginkan Bella untuk menjadi perburuannya.
Tentu saja hal tersebut tidak dibiarkan leh Edward, Dia membelanya, tetapi hal tersebut semakin membuat Vampir tersebut penasaran dan mempunyai keinginan yang semakin menggebu untuk mengejar Bella. Akhirnya terjadi mengejar bella sampai melibatkan masing-masing kelompok.
Akhirnya terjadilan kisah berburuan antara kelompok Edward Cullen dengan kelompok James. Kelompok Edward berusaha untuk menyembunyikan dan membawa lari Bella ke Phoenix tetapi lawan mereka adalah lawan yang tangguh. James berhasil mengecoh Alice dan Jasper yang bertugas untuk membawa Bella bersembunyi di sebuah hotel di Phoenix. Telepon palsu yang memanfaatkan suara rekaman Ibunya Bella membuat Bella goyah. Akhirnya menyadari bahwa dirinya akan membahayakan semua keluarga Cullen, Bella menuruti si penelpon yang ternyata adalah James. Dia harus datang ke rumah Ibu bella sendirian kalau mau ibunya selamat.
Keputusasaan menimbulkan keberanian yang luar biasa terhadap Bella. Dia diam diam menyusun rencana untuk kabur meninggalkan Alice dan Jasper (saudara Edward) untuk menemui si James yang sudah menunggu di suatu tempat. Sesampainya dia ke rumah ibunya, ternyata sudah ada nomor telpon di situ yang harus dia hubungi yang kemudian mengharuskan Bella untuk datang ke sebuah gedung tempat latihan tari balet tak jauh dari rumah ibunya. Akhirnya Bella terperangkap, ternyata James sendirian dan suara ibunya hanyalah sebuah rekaman yang diperoleh James dari rumah ibunya.
James menyerang Bella dengan membanting banting tubuh Bella ke kaca sehingga darah berceceran dan kepala terluka terkena pecahan kaca, tapi ternyata kawanan Edward berhasil menyelamatkan Bella walau dalam keadaan luka parah dan sekarat serta tergigit tangannya oleh James. Keadaan yang sebetulnya menguntungkan bagi Edward untuk bisa bersama sama dengan Bella selamanya, mengingat racun James, apabila dibiarkan merasuk ke dalam tubuh Bella akan membuat Bella menjadi immortal dan menjadi makhluk yang sama dengan mereka, vampir. Tapi apa yang terjadi, kekuatan cinta telah membuat Edward menghisap racun yang ada di tubuh Bella sehingga Bella benar-benar bersih dari virus vampir. Keadaan yang disesali Bella kenapa hal itu dilakukan oleh Edward. Padahal seandainya dia dibiarkan, maka Bella akan tak mempunyai alasan lagi untuk tidak bersama Edward selama-lamanya.

25 September 2009

AKU INGIN PUASAKU

Aku ingin puasaku
Adalah puasa netraku dari segala yang tak pantas
Tunduknya pandanganku yang serupa panah beracun
Menancap tanpa kedip hal hal tak berguna yang merusak pahala
Tertutupnya kelopak mata kerana takut padaNya
Tertidurnya fungsi indera dari laknat dan maksiat

Aku ingin puasaku,
adalah puasa lisanku dr ghibah, dusta, pertengkaran dan perdebatan
yang menjadi harimau ganas mencakar muka sendiri
Menurunkan derajat menjadi alas kaki
Mengendalikannya dalam diam yang hakiki
Menyibukkannya dgn getar getar dzikrullah dan tilawah Quran

Aku ingin puasaku,
tulinya pendengaranku dr haram dan nistanya pembicaraan
Supaya tertutup prasangka
Kemudian melahirkan sebaij puisi cinta
Sehingga menggema indah
Berpantul pantul di dinding hati
Menyisakan gema yang tak pernah berakhir

Aku ingin puasaku
Engkau terima ya Allah
Aku takut tak melihat sedikitpun
Niat shaum yang susah payah kubangun
Aku takut aku hanya mendapati diriku lemas dan runtuh
Dalam lapar dan dahaga yg tak berguna
Aku takut jika Engkau menganggap tangan, kaki, perut dan seluruh anggota tubuhku
Tak pantas Kau sebut sebagai ibadah yg Kau terima
Aku takut ya Allah....

Parungpanjang, 26/8/2009

DOA RAMADHAN

Ramadhan,
Bisikkan di hatiku,
Nyanyian merdu surgawi penghangat sukma,
Hembuskan di lorong jiwaku angin nirwana penyejuk atma,
Bakar aku hingga melepuh dalam keringat penghisap dosa,

Ramadhan,
Lelehkan gunung es di otak busukku dengan panas api neraka,
Runtuhkan semua ulat hati dgn magmamu yg menggelora,
Biar sombong, iri, kemunafikan, riya', dengki, takabur ini,
Larut terbawa arus deras laharmu,
Meluncur ke dasar kontemplasi penuh makna,

Ramadhan,
Jadikan Tuhan sebagai alasan dari smua perbuatan.

Parungpanjang, 25 Sept 09.
Hari ini aku belajar....

Ketika mengajar aku belajar
tentang harga sbuah kesabaran
tentang sebuah hati yang harus tabah menghadapi polah bocah
tentang betapa tetes keringat harus mengukir karya abadi
tentang betapa hati harus peduli....
Pada lugu polos bocah pinggiran,
Pada tatapan mata kering haus perhatian,

ketika mengajar aku belajar....
Tentang arti kepedulian,
Kemudian tindak lanjut penilaian,
Menyambung akan arti ketuntasan,
Sabar mengulang yg ketinggalan....

Ketika mengajar aku belajar,
Tentang sebuah kehidupan

08 April 2009

Book Review
Judul Buku : Three Cups of Tea
Pengarang : Greg Mortenson dan David Oliver Relin
Tebal Buku : 623 halaman
Pembuat Review : Endang Setiyaningsih, S.Pd, M.M.

Buku ini bukan merupakan buku cerita fiksi karena semua berdasarkan kisah nyata. Buku merupakan memorabilia tentang seorang pejuang kemanusiaan yang dengan gigih mendirikan sekolah dan pendidikan untuk sebuah komunitas yang mempunyai pandangan dan prinsip yang berbeda karena suku yang ditolongnya adalah pemeluk agama Islam, seorang muslim, sedangkan dia adalah seorang Amerika yang memandang bahwa islam identik dengan terorisme.
Bagi anda yang hobby mendaki gunung, membaca buku three cups of tea ini merupakan semacam memori yang mengingatkan kita kembali akan pemandangan yang hanya bisa dinikmati dari ketinggian. Sensasi dingin dan hembusan angin yang tak dapat kita nikmati di tempat lain, atau keheningan malam yang mencekam dalam kesendirian. Tapi bukan hanya itu manisnya buku ini. Anda akan mengenal bagaiamana seekor semut tetapi mempunyai langkah bagaikan gajah, seorang kurcaci tetapi mempunyai kuasa bagaikan raksasa, seorang yang tidak kaya tetapi memiliki keinginan yang sangat besar untuk memberikan sesuatu untuk orang lain. Sesuatu yang teramat mahal harganya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi penduduk suku balti yang ditolongnya. Bagaimana seorang yang biasa saja tetapi karena ketulusannya bisa melakukan hal yang sangat luar biasa nilainya.
Berangkat dari kegagalannya mendaki K2, pegunungan Karokaram yang berada di Pakistan, Greg Mortenson tersesat di kampung Korphe, pedalaman Pakistan yang merupakan suku terasing yang amat jauh dari sentuhan dunia luar. Kehangatan yang ditunjukkan penduduk Korphe dalam menjamu tamu sangat menyentuh hari Mortenson. Dalam kesederhanaan, atau bahkan bisa dibilang dalam kemiskinan, mereka berusaha memberi yang terbaik untuk tamu asing mereka. Bahkan makanan, yang jarang mereka makan, dan barang barang yang tak pernah mereka gunakan, dikeluarkan untuk sang tamu asing yang tidak pernah datang sebelumnya di kampung mereka.
Greg Mortenson, seorang pendaki gunung yang gagal menaiki puncak K2, terpisah dari rombongan, bahkan tersesat dalam kondisi yang mengenaskan, tiga bulan tidak mandi, makan seadanya, kehilangan 5 orang dari anggota tim ekspedisinya yang terdiri dari 12 orang, kondisi wajah, rambut, baju yang jauh dari penampilan orang balti kebanyakan, tidak membuat masyarakat Korphe meragukan Mortenson. Mereka menolong dan memberi dengan tulus.Haji Ali, Kepala kampung Korphe, mengatakan bahwa apabila anda ingin berhubungan dengan masyarakat sini, maka minumlah tiga cangkir teh dengan mereka. Cangkir pertama, anda adalah seorang asing, cangkir kedua, anda adalah seorang tamu, cangkir ketiga anda sudah menjadi keluarga.
Menyaksikan bagaimana anak anak penduduk kampung Korphe belajar, yaitu duduk melingkar di tanah terbuka dalam keadaan yang dingin, tanpa guru yang memandu, mencoret coret tanah dengan kayu karena tak punya kayu dan buku, benar-benar menjerat Morenson dalam masa depan yang panjang di Pakistan. Hati Mortenson tergerak untuk membuat sekolah di kampung Korphe dan dia berpamitan sambil berjanji akan kembali lagi untuk membuat sekolah di kampung ini
Greg Mortenson Bukan milyuner, dia berusaha mati-matian untuk memperoleh bantuan dana. Dan di Amerika, yang mayoritas non muslim, anda mencari danasi untuk penduduk Moslem yang negaranya terkenal dengan teoris dan muslim fanatiknya? Hampir tak mungkin., Dia berusaha mencari donatur untuk mendirikan sekolah yang diinginkannya. Setelah 580 surat dia kirimkan ke berbagai lembaga dan yayasan. Usahanya membawa hasil seorang pengusaha kaya tertarik dengan ketulusan hati Mortenson. Joen Hoerni yakin bahwa Mortenson pasti tak banyak akan mendapat dukungan karena menolong kaum Muslim di Pakistan, maka sebagai mantan pendaki, Jon Hoerni memberikan seluruh dana yang dibutuhkan oleh Mortenson dalam membangun sekolah itu.
Namun usaha Mortenson tak berjalan mulus, selain di tipu oleh seorang Pakistan yang licik, yang berusaha mengambil semua bahan bangunan yang sudah dibelinya, Mortenson juga terhalang sebuah sungai besar yang sama sekali tidak memungkinkan membawa ‘sekolahnya’ menyeberangi sungai tersebut untuk bisa sampai ke Korphe. Dengan gigih Mortenson kembali ke Amerika untuk mencari dana lagi guna membangun jembatan. Hingga akhirnya terwujud juga sebuah jembatan yang menghubungkan suku balti dengan dunia luar yang selama ini hanya terjadi jika mereka menyeberangi sungai tersebut dengan duduk di keranjang yang digantung pada tali yang menggantung tinggi di atas jurang sungai yang mengerikan dan tentu saja penuh dengan resiko
Sebuah sekolah di Korphe ternyata hanya sebuah awal. Melihat hasil kerja dan kesungguhan Mortenson dalam membelanjakan uang bantuannya Jon Hoerni memberikan modalnya untuk Mortenson, sehingga dia membuat sebuah yayasan Institut Asia Tengah (Central Asia Institut), dan menjadikan Mortenson sebagai direkturnya. Sekolah yang satu demi satu berdiri membuat Mortenson semakin terkenal di Pakistan. Menurutnya pendidikan merupakan salah satu cara untuk memerangi terorisme. Baginya mendidik perempuan lebih penting karena perempuan akan kembali ke asalnya, ke kampungnya untuk membawa perubahan. Dan itu hanya dilakukan oleh sedikit laki-laki.
Dr. Greg, panggilan Greg Mortenson Di Baltistan, adalah seorang pekerja kemanusiaan yang hebat. Dia rela berpisah dari anak dan istrinya dengan bolak balik Amerika Pakistan, dia menghabiskan hamper sepanjang tahun terbagi menjadi dua yaitu Pakistanm dan Amerika, Sebuah jarak yang tak dekat, bahkan ada di belahan bumi yangberbeda. Dia pernah diculik oleh milisi Taliban selama delapan hari dan akhirnya dilepas karena reputasinya di Pakistan sebagai seorang pendiri sekolah. Mortenson juga sempat terjebak dalam perang dan akhirnya selamat karena bersembunyi di bawah kulit binatang di dalam truk. Tetapi itu tak membuat langkah Mortenson surut dalam menebar sekolah di Pakistan.
Buku ini membuat kita berpikir. Betapa kita selalu menumpuk harta, untuk kita sendiri, dan enggan berbagi, Di belahan bumi lain, seorang Kafir(istilah suku balti dalam menyebut bangsa Amerika) berusaha memberi sesuatu yang sebetulnya tak dimilikinya. Langkah Mortenson adalah langkah raksasa yang penuh tapak yang membekas di Pakistan untuk selama lamanya selama bumi masih ada kehidupan.
adalah spirit yang bisa diharapkan mengisi kalbu para orangtua, guru dan jiwa jiwa yang peduli terhadap pendidikan, sehingga bisa membawa harapan Greg Mortenson, harapan kita semua, bahwa kita semua melakukan bagian masing-masing guna mewariskan perdamaian dan pendidikan pada anak anak kita, dan bukannya lingkaran tanpa akhir dari kekerasan, perang, eksploitasi, terorisme, rasisme, dan prasangka yang masih belum berhasil kita taklukkan.
Selamat Membaca.

27 Februari 2009

PSYCHO

Hasrat ingin membunuh Sheilla selalu muncul setiap kali dia membuatku marah tak terkira. Perasaan ingin memuaskan diri dengan melenyapkan kehidupan Sheilla selalu menguasaiku setiap waktu. Sudah beberapa kali aku merencanakan pembunuhan tetapi selalu gagal. Mujur baginya, lebur bagiku.
Seperti kejadian yang baru saja aku lihat tadi contohnya. Aku melihat Sheilla menggelayut mesra di lengan Fabio. Darahku berdesir, jantungku berdebar kencang. Kepala terasa mendidih oleh panasnya amarah jiwa. Aku sudah mencoba berbagai cara untuk meniadakan cewek itu, tapi dasar memang sial, Sheilla seolah mempunyai malaikat pelindung yang selalu menmdampinginya di saat saat maut yang aku tebar di tanganku mengincarnya.
Fabio adalah cowok yang benar-benar menguasai pikiran dan anganku. Aku cinta mati sama dia. Aku ingin dia jadi milikku. Memang selama ini kami bersahabat. Tapi persahabatan kami sudah cukup memuaskan diriku karena aku selalu mendapat seluruh perhatian darinya. Aku selalu menyediakan waktu untuk Fabio dan segala keperluannya. Aku yang selalu menyalin setiap catatan pelajaran untuknya. Aku yang selalu mengerjakan PR-nya, aku yang selalu membuatkan surat izin untuknya kalau dia sedang tidak mood belajar dan membolos dari sekolah entah kemana.
Fabio juga menunjukkan perhatian yang tak kurang buatku. Dia selalu mengantarku pulang dari sekolah, menjawab telpon dan smsku yang melebihi dosis minum obat setiap harinya, mendengarkan setiap curhatku mengenai apa saja. Tentu saja itu cukup membuatku merasa dekat dan terikat kepadanya. Prinsipku, cinta tak selalu harus diungkapkan dalam bentuk verbal yang kadang hanya sebentuk rayuan bulshit yang tak karuan. Perbuatan lebih berarti dari seibu kata-kata dan janji. Aku yakin, Fabio juga mencintaiku, walaupun tak ada komitmen yang terucap dari mulutnya. Tapi itu tak membuatku ragu akan ketulusan cintanya.
Hanya saja ada duri dalam hubungan kami semenjak sebulan yang lalu. Sheilla Anjani adalah murid kelas delapan yang selalu mengganggu Fabio dengan berbagai macam rengekan ini dan itu yang tentu saja membuatku sangat kesal. Kebiasanku pulang dengan Fabio sering terganggu karena Sheilla minta diajarin matematika. Janji Fabio terpaksa sering harus dibatalkan karena Sheilla minta diajarain naik motor. Belum lagi alasan-alasan lain yang semakin hari semakin membuatku berkeinginan kuat untuk menghilangkan nyawanya. Semakin lama aku semakin tercekik oleh kecemburuanku pada Sheilla.
Well, aku harus mencari solusinya. Aku harus membuat cewek itu jera. Dan menyesal karena telah merebut Fabio dariku. Satu-satunya jalan agar Sheilla jauh dari Fabio adalah maut. Ya. Sheilla harus mati. Sehingga dia tidak bisa menghalangiku untuk memiliki Fabio seutuhnya. Terlintas dalam pikiranku untuk menyiramkan air raksa ke wajahnya yang cantik itu, sehingga mukanya asti hancur dan tak menarik lagi. Namun mengingat Fabio yang berhati malaikat, yang tak pernah mengecewakan orang laian, aku takut yang terhadi justeru kebalikannya. Bisa saja karena kasihan, Fabio justeru akan semakin saying dan perhatian pada Sheilla. Oh No.
Ketakuanku akan kehilangan Fabio semakin menyiksa. Aku selalu gemetar setiasp saat Fabio menceritakan keakrabannya dengan Sheilla. Sementara kesempatanku untuk membunuhnysa tak jua kutemukan. Aku sudahj punya rencana untuk melakukan tabrak lari padanya tapi selalu ada Fabio yang membatalkan niatku yang tertunda.
Aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Hari demi hari, waktu Fabio untukku semakin berkurang bahkan bisa dibilang tak ada lagi. Persahabatan kami dan ”percintaan” kami seolah tak pernah ada dan berarti bagi Fabio. Padahal aku sudah berbuat yang maksimal untuknya. Aku rela meyerahkan segalanya. Apapun yang aku punya, asalkan Fabio mau berpaling padaku. Asalkan Fabio menjadi milikku untuk selamanya.
Sudah hampir seminggu ini bisa dibilang aku tak benar-benar bertemu dengan Fabio. Di sekolah dia hanya say hello saja. Seolah aku ini orang asing baginya. Aku kangen padamu Fabio. Aku ingin bersamamu. Keman a saja seperti dulu yang seing kita lakukan. Ke toko buku, ke fitnes club, kemana saja, Faby, I want you my sweet heart.
Sore ini aku dating ke rumsah Fabio. Coklat berbentuk hati dan sebuah CD sudah aku persiapkan untuk membuatnya perhatian lagi padaku. Tapi apa yang kutemui? Fabio sedang berbincang mesra bersama Sheilla di teras rumahnya. Aku nekat membunyikan bel pintu. Fabio membukakan pintu pagar depan sambil tersenyum.
”Eh, Kathy, Silakan masuk”, sapa Fabio padaku
”Hallo sayang, aku kangen nih,” kataku sambil mencium pipinya. Tanganku masih melingkar di pingganya ketika akhirnya Sheilla ikut berdiri menyambutku. Aku melihat wajahnya pucat pasi melihat tingkahku. Sementara Fabio dengan kikuk berusaha melepaskan pelukannku di pinggangnya.
Suasana jadi hening. Aku menatap Sheilla dengan penuh kemenangan. Aku puas melihat pias wajahnya dan airmata yang perlahan menetes ke pipinya. Dengan segera dia berpamitan pada Fabio.
”Fab, aku pulang,” katanya lesu, suaranya serak hampir tak terdengar.
Ia berjalan sambil menunduk. Kulhat fabio tidak bisa berbuat apa-=apa. Dia mengantakan Sheilla sampai ke pintu gerbang. Setekah itu dengan cepat ia berbalik ke aku yang duduk duduk santai. Sorot matanya garang. Sepetinya baru kali ini aku mlihat ekspresi wajahnya seperti itu. Dengan kasar dia menarik lenganku dan mencengkeramnya dengan kuat sehingga aku kesakitan. Dirtariknya aku ke sofa.
”Who do you think you are?” teriaknya menggelegar.
Aku tersenyum.
“Jangan marah dong, Sayang. Aku kan kekasihmu, wajar dong kalau aku berusaha mempertahnkan dirimu. Aku ga mau kamu sma Sheilla. Uou’re mine. Ibuku boleh kehilangan ayahku. Karena ia terlalu lemah sebagai seorang wanita. Ibuku tak sanggup mempertahnkan cinta ayhku, tapi aku bisa. Karena aku bukan ibuku. Aku lebih kuat dari ibuku. Aku bisa mempertahnkan apa yang menjadi milikku. Kau milikku Faby,...bukan milik Sheilla. OK, aku memang berasal dari keluarga yang broken, ayah dan ibuku divorced setelah berbulan-nulan menghiasi rumah kami dengan berbagai macam pertengkaran dan keributan. Aku selalu gemetar stiap kali mereka berteriak, saling memaki satu sama lain. Tapi aku bersyukur karena kejadian itu yang membuatku menjadi kuat seperti sekarang ini. Aku janji padamu Faby, aku akan menjadi yang terbaik untukmu”.
Wajah Fabio menunjukkan keterkejutan yang amat sangat setelah mendengar kisah keluargaku. Kedua tangannya mencengkeran lenganku. Antara marah dan iba, dia berkata,”
”Khaty, kita hanya sahabat, darimana kamu mendapat ide bahwa kita ini adalah sepasang kekasih?”, tanya Fabio.
”No, We’re belong together,” sahutku sambil beringsuty mendekatinya. Dia duduk membelakangiku sambil menatap ke taman. Aku memelukknya dari belakang. Dia terkejut dan berusaha untuk melepaskan diri.
“Ayolah, Faby, I’m all yours, You can do anything you wanty,” suaraku memohon.
“Are you sick or what…? Fabio kelihatn semakin marah.
“No, Honey, It’s because I love you,” rayuku.
“ Dasar Pshyco…,” teriaknya sambil berdiri meninggalkan aku seraya masuk ke dalam rumah sambil membanting pintu dengan keras. Aku hanya tersenyum. Ah Fabio, cintaku, Bahkan dalam marahmu aku menemukan cinta.”
Masih sambil tersenyum aku meninggalkan rumah Fabio. Langkahku terasa sanngat ringan karena aku merasakan kebahagiaan yang tiada taranya. Faby, tak ada yang lebih berhak atas dirimu, kecuali aku.
Hari ini aku melengkapi kebahagiannku dengan meletakkan gift box di depan pintu rumah Sheilla yang berisi secarik kertas yang bertuliskan
”Kita putus, Khaty lebih berarti untukku,”
Dari Fabio
Tak lupa aku memasukkan hati ayam yang sebelumnya aku beli di warung. Tentu saja tak lupa aku menghancurkan terlebih dahulu, sebagai tanda hancurnya sebuah hati karena kehilangan cinta. Bau gift box itu tercium sangat wangi menyentuh hidungku.

It’s a peace of cake, ternyata aku tak harus membunuh Sheilla untuk memisahkannya dari Fabio. At least untill now. Mungkin nanti ketika segala cara sudah aku tempuh sudah tak mempan lagi, mau tak mau aku harus melakukannya. Banyak jalan kok menuju Roma. Where’s there is will there is a way.
Sementara di sekolah sedang heboh. Seluruh siswa selalu berbisik-bisik ketika melihat aku ataupun melihat Fabio. Bahkan ada yang dengan terang-terangan menyindir Fabio dengan berbagai macam ungkapan, ada yang berteriak,”Gimana ya, rasanya?” Kemudian diikuti dengan koor ”huuuuuu” dari mereka. Fabio mungkin bingung dengan semua sindiran itu, tapi bagiku tidak. Aku justeru akan mengambil keuntungan dari semua ini, karena pasti tak ada makhluk yang bernama cewek mau berdekatan lagi dengan Fabio. Dan itu gampang. Lihat saja tulisan di kamar mandi siswa...
”I lost my virginity with Fabio”
Dan itu semua berarti bahwa peluang untukku dalam mendapatkan Fabio semakin jelas dan dekat. Hanya aku dan Fabio. Tanpa Sheilla. Bahkan segera setelah Ujian Nasional aku akan menjadi nyonya Fabio karena orangtuanya telah berjanji akan menikahkan kami setelah aku mendatangi mereka dengan bersimbah airmata, aku mengaku hamil oleh Fabio. Aku menangis, meratap, dan menghiba di depan mereka. Aku memohon agar Mereka membujuk Fabio untuk mau menikah dengan aku karena telah merenggut keperawananku dan bahkan Fabio juga telah menanamkan benih di rahimku. Aku lebih baik mati kalau harus menanggung aib ini sendiri.
Akhirnya aku berhasil. Orangtua Fabio percaya dengan segala ocehanku. Dan mereka berjanji akan menikahkan kami setelah Ujian nasional, dai itu berarti kurang dari sebullan lagi. Oh, indahnya. Aku terlelap dengan lamunan indah tentang hari hari yang akan datang. Hari-hari yang penuh cinta dari Fabio.

Minggu pagi yang cerah, aku sdang mempersiapkan diri untuk pergi ke rumah Fabio. Aku menatap diriku di cermin.” I look great” gumamku puas atas penampilanku sendiri. Pasti Fabio akan sangat senag melihat kehadirannku. Setelah semua apa yang ia alami di sekolah, dijadikan bahan pergunjingan, dijauhi semua cewek, pasti dia sangat down. Dan aku? Pasti akan menjadi hero untuknya. Aku harus menghiur dan menenangkan hatinya. Oh my Love, Im coming....
Sudah hampir jam sepuluh pagi ketika aku sampai di rumahnya. Pintu pagarnya terbuka sehingga tanpa membunyikan bel pintu aku bisa dengan leluasa memasuki pekarangan rumahnya. Di teras sepi, tak ada siapa-siapa. Pintu rumahnya sedikit terbuka. Akju sudah membuka mulut untuk mengucapkan selamat pagi, tapi mulutku yang sudah terbuka tak mampu mengeluarkan suara. Bahkan semakin ternganga dengan pemandangan di ruang tamu. Di sana ada Sheilla yang sedang menangis di pelukan Fabio. Tangan Fabio membelai lembut rambut Sheilla. Mereka tidak menyadari kehadiranku.
Dengan tenang aku menyapa dan berusaha menguasai gejolak emosiku dan melangkah memasuki ruangan. Aku meraih benda yang selalu aku siapkan di tasku.
”Sheilla, ” gertakku tak sanggup menahan diri lagi
”Mungkin hanya ini yang akan menjjauhkan kamu dari Fabyku,” lanjutku sambil mengacungkan sebilah pisau ke atas. Karena terlambat menyadari kehadirannku, secara reflek Fabio melindungi Sheilla dengan berdiri di depan Sheilla dengan tangan merrentang menghalangi seranganku.
:Khaty, What The hell are you doing?” Tanya Fabio.
“Aku akan lakukan apa yang harus aku lakukan. Kalau pisau ini bisa membuktikan betapi aku mencintaimu, betapa setiap malam aku memimpikannmu, maka pisau ini akan menjadi saksi.
Sheilla masih terlihat gemetar di belakang fabio. Wajahnya pucat pasi.
Masih sambil mengacungkan pisau di tanganku, aku mendekati mereka berdua. Puas rasanya meliat pias wajah Si Sheilla itu.
” Khaty, plaese, dont do this”, kata Fabio dengan suara yang lemah.
”Cinta itu adalah sesuatu yang suci. Dia akan hadir tanpa bisa dipaksa. Cinta itu tumbuh sendiri dari hati, bukan dari...”
Belum selesai Fabio bicara, aku menyergap dan memotongnya dengan kemarahan yang semakin menggelora.
”Tidak faby, Kamu yang harus mendengarkan aku. Aku yang lebih dulu merapakan hatiku padamu, bukan Sheila. Tidakkah kamu lihar begitu besar menyala api cinta di mataku? Aku bersedia melakukan apa saja. Aku akan menjadi budakmu. Seribu kalimat tak akan mampu mewakili rasa cintaku padamu. Seandainya nyawaku kamu minta sebagi buktinya? Aku akan berikan.
Aku menggoreskan pisau di pergelangan tanganku sambil tersenyuim. Darah yang mengalir deras membuatku terhuyung-huyung. Tetes demi tetes darah ini Fabio, tak cukupkah sebagai bukti? Bhawa I Love You more than anything else in the world”.
Aku tersungkur. Kegelapan membuka sebuah kebahagiaan. Dalam bentuk slurt buram, aku melihat ayah dan ibuku berpelukan. Sempurna sudah apa yang aku inginkan.

Diselesaikan Feb 2009
Langita Awani sebuah Nama Pena

29 Januari 2009

BLESSING IN DISGUISE

DALAM SERTIFIKAT SEMINAR PENDIDIKAN

DI IPB BOGOR

Seminar semakin menjamur, dan sifat jamur adalah menyebar, menular…. Tapi mudah-mudahan hanya tuduhan buruk yang tak beralasan saja. Karena selain alasan mencari profit masih ada banyak alasan lain yang lebih etis dan terhormat untuk dijadikan latar belakang diadakannya seminar pendidikan tingkat nasional ini oleh Yayasan Pandu Pendidikan Indonesia. Di Era sertifikasi ini seminar (sertifikatnya) merupakan bagian dari penilaian portofolio guru. Adalah sangat wajar dan manusiawi dan perlu dihargai apabila guru rajin mengikuti seminar akhir-akhir ini, terutama seminar tentang pendidikan yang sesuai dengan bidang yang digeluti. Masih banyak sisi positif yang bisa diambil sebagai efek domino dari keresahan pemerintah untuk memotivasi para guru dalam berprestasi maupun dalam peningkatan kinerjanya. Seminar pendidikan, apalagi skala nasional sungguh menggiurkan nilai kreditnya dalam penghitungan fortofolio, perkara hasil seminar itu mempunyai efek yang permanen atau tidak bagi penguasaan kompetensi dan wawasan guru itu perkara nomor dua. Akan tetapi nomor dua itulah yang sesungguhnya harus menjadi blessing in disguisenya sertifikat seminar. Bahwa peningkatan mutu guru, kompetensi guru, wawasan guru tentang pendidikan dalam skala makro maupun mikro sungguh suatu idealisme yang harus dicari realitasnya.

Rasanya tak diragukan lagi bahwa kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap output pendidikan pada umumnya. Banyak skripsi dan tesis yang membuktikan bahwa kompetensi guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pemerintah sendiri sudah cukup tanggap dengan fakta tersebut, sehingga sertifikasi diambil sebagai salah satu jalan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru diambil sebagai langkah mercusuar yang membuat guru berbondong-bondong untuk meningkatkan kompetensinya dengan bukti fisik sertifikat seminar. Sertifikat yang penulis takut akan kehilangan makna karena diboncengi oleh niat sampingan. Namun lepas dari semua itu semua pihak tetap berharap bahwa semua sertifikat itu mempunyai hubungan yang signifikan dengan kompetensi si pemiliknya. Insya Allah.

Seminar yang dilaksanakan di kampus IPB Bogor, hari Minggu, tanggal 28 Desember 2008 ini dihadiri oleh kurang lebih 1000 guru. Seperti yang dilakukan oleh panitia seminar yang lain, seminar ini juga latah dan ”terpaksa” menghadirkan keynote speaker dan narasumber yang tidak sesuai dengan nama-nama yang tersebut dalam undangan seminar. Seminar yang tadinya menyatakan bahwa Mendiknas, Kadis Kab Bogor, Bupati Bogor, Pakar pendidikan Arif Rahman, Fuad Bawasir dan nama-nama pejabat wakil birokrat akan hadir sebagai pembicara, akhirnya tak satupun nongol di ruang seminar. Sebenarnya hal tersebut tak seharusnya terjadi karena bisa bisa para peserta menilai panitia telah melakukan pembohongan publik mengingat seminar ini tidak gratis alias bayar investasi sejumlah seratus ribu rupiah.

Tapi rupanya hal tersebut tak menyurutkan semangat guru untuk menuntut ilmu, dalam seminar yang bertema ”Implementasi kebijakan anggaran Pendidikan Pusat dan Daerah minimal 20% untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan Dosen” ini. Apalagi ketidakberhasilan panitia dalam menghadirkan pembicara itu sudah diakali dengan pembukaan acara yang sangat menggebu dan persuasif serta permintaan maaf dari panitia yang setulus-tulusnya kepada para peserta. Guru adalah jiwa jiwa yang penuh dengan ketulusan, karena dinomorduakan sudah menjadi hal yang dihadapi oleh para guru, maka tingkat permakluman yang tinggi dari para guru diharapkan menjadi indikator bahwa kompetensi personal atau kepribadian guru sudah mencapai tingkat ideal.

Selain itu kekecewaan para peserta seminar sangat terobati oleh kehadiran Ketua PGRI Kabupaten Bogor, Dr. Gada sembada, dan kehadiran Sang Surya, Bapaknya para guru, yaitu Bapak Prof Dr. H. Muhamad Surya, yang juga menyatakan protes halus terhadap panitia bahwa namanya juga tidak tercantum di dalam undangan seminar. Menurut pengakuan beliau, beliau hadir karena beliau tahu akan berhadapan dengan para guru yang merupakan rekan seprofesi, senasib dan sepenanggungan, yang notabene adalah anggota organisasi PGRI yang pernah beliau pimpin. Walaupun tidak terlalu lama berbicara, tapi beliau cukup menggugah motivasi guru yang selama ini tak pernah ada pencerahan sedikitpun. Bahwa guru adalah sebuah profesi terhormat, bahwa guru bukan pahlawan tanda jasa, bahwa guru harus senantiasa meningkatkan profesionalismenya selalu dan terus menerus. Guru, bukan profesi yang murahan dan dapat diakukan oleh siapa saja tapi hanya dapat dilakukan oleh orang yang mempunyai skill khusus di bidang pedagogik, profesional secara keilmuan, ideal secara personal dan maksimal social sense nya.

Pembicara yang kedua juga merupakan ban serep (meminjam istilah pak Surya) dari perwakilan pengurus besar PGRI yang menyampaikan peran serta PGRI dalam mewujudkan realisasi anggaran pendidikan 20%. Guru yang pada dasarnya adalah anggota PGRI juga antusias mengikuti penuturan narasumber karena PGRI bukan sesuatu yang lain, Bukan dunia fantasi, bukan dunia lain juga bukan dunia dalam berita (lagi-lagi meminjam jokenya pak H.M. Surya) tetapi PGRI adalah darah para guru, organisasi yang meneriakkan dan merepresentasikan nasib dan aspirasi guru. Sehingga tak satupun protes keluar dari mulut para guru karena tidak hadirnya narasumber yang dihadirkan karena dada para guru yang berada di Aula Graha Widia Wisuda IPB tersbut sudah dipenuhi rasa haru, bangga dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas perjuangan PGRI dalam mewujudkan realisasi anggaran pendidikan sesuai Undang Undang Dasar 1945, dengan mengadakan Yudicial Review terhadap pemerintah yang menghasilkan kemenangan. Hidup PGRI.

Kinerja panitia lagi-lagi berlumur dengan ketidakprofesionalan dalam acara break makan siang. Konsumsi yang disediakan oleh panitia tidak mencukupi karena alasan yang sangat memprihatinkan, yaitu nasinya belum datang dari catering, Hello...? Mengurus ratusan peserta bukan sesuatu yang mudah memang. Tapi seharusnya hal ini sudah diantisipasi oleh panitia, bahwa seminar nasional akan dihadiri oleh ratusan guru, maka antrian pendaftaran, makan siang dan pengambilan sertifikat merupakan moment yang perlu diakali dan dicari langkah yang paling efektif dan efisien. Lunch Box yang mencukupi saja belum menjamin ketertiban dalam pembagiannya, apalagi Lunch boxnya belum datang.... Hello IPB, Hello Panitia, Hello yayasan pandu pendidikan.....Where have you been?

Tapi perlu dicatat sekali lagi, bahwa guru sudah punya kedewasaan emosional dan intelektual yang ideal, jadi hal hal kecil terebut bukan hal yang penting untuk dijadikan sebagai hal yang perlu digerutukan sepanjang jalan. Guru tetap pulang dengan spirit organisasi yang kental serta semangat tinggi untuk mengabdi, semangat si Oemar Bakri yang kerap terpinggirkan oleh situasi dan kondisi. Guru pulang bawa sertifikat yang merupakan bukti fisik laporan portofolio guru dalam sertifikasi. Amboi, indah sekali janji pemerintah dalam sertifikasi yang semakin terulur dan tertunda realisasinya. Kuota? Dana tak ada? Atau political will dan political commitment yang tidak ada? Apabila anggaran 20% masih termasuk kompensasi untuk gaji dan kesra guru, mau kemana pendidikan kita?

Jawabnya adalah kemana saja sesuai dengan kaki guru melangkah..................................

Oemar Bakri...Oemar Bakri.. senandung para guru.