24 November 2009

LELAKI TERPASUNG HATI

Kau berwajah keruh
Aura yang kau pancarkan suram memancarkan permusuhan
Kau sangkakah kau akan bisa hidup sendirian?
Kau akan sendiri nanti ketika kau mati
Di sini kau hidup dengan saudaramu
Masihkah kau coba untuk menerkamnya juga
Di sini kau hidup dengan temanmu
Tak kaurasakankah indahnya tertawa bersama?

Lalu apa yang kau maksud dengan teman?
Apakah mereka yang mengikuti aturan busukmu?
Apakah mereka yang menjilat pantatmu?
Apakah mereka yang seperti robot kau paksa untuk menurti kehendakmu
Apakah bagimu teman itu yang memberimu celah untuk meraup rakusmu yang bagaikan serigala?

Lelaki terpasung hati,
Tak tahu aku apakah ada sedikit yang tersisa
Untuk sekedar tersenyum pada dunia
Karena bagimu..mulutmu.. adalah untaian keluh dan gerutu saja

Aku tak paham dari mana kau dapat hati batu itu
Bukankah alam mengajarkannya padamu?
Tak pernahkau mempelajarinya hai lelaki terpasung hati?
Bahkan burung, bahkan semut, bahkan pepohonanpun mengajarkan bagimana cara berbagi
Walau bukan dengan materi....

Semestinya, hatimu itu pualam yang mengawal langkah kakimu
Tapi kau ikat ia jauh ke dalam otak rakusmu
Kau khianati, kau aniaya dan kau dzolimi dia..
Kau pasung dia hingga hilang cahaya

Waktu sudah tak banyak lagi Lelaki,
Jika tak segera kau lepaskan hatimu yang terpasung
Entah apa warna auramu esok nanti.....



Parungpanjang, Sabtu, 21 Nopember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar